Search

Hamas-Israel Mulai Saling Ancam

INILAHCOM, Tel Aviv -- Situasi kawasan Timur Tengah, khususnya jalur yang dikuasai Israel dan Palestina semakin mencekam, menyusul rencana Presiden AS Donald Trump yang akan memindahkan Kedubes AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Pemimpin kelompok Hamas yang menjalan Gaza, Ismail Haniya mengingatkan bahwa perpindahan Kedubes AS dari Tel Aviv dan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan melintasi "setiap garis merah" yang telah dibuat.

Sebaliknya, Menteri Intelijen Israel Israel Katz mengatakan kepada Radio Angkatan Darat mengatakan bahwa Israel sudah "bersiap untuk setiap pilihan yang ada", termasuk munculnya aksi kekerasan.

Negara-negara di dunia, terutama Liga Arab, Uni Eropa, dan PBB sudah mengingatkan Trump bahwa jika dia menerapkan rencananya itu akan membuat upaya perdamaian Israel-Palestina akan kandas.

Bahkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan negaranya dapat memutuskan hubungan dengan Israel jika AS mengakui Yerusalem sebagai ibukotanya.

Isu pemindahan kedubes AS ini menjadi sorotan luas karena selama ini, Israel dan Palestina saling klaim Yerusalem sebagai ibu kota masing-masing negara.

Israel merebut Yerusalem saat perang Timur Tengah pada 1967. Namun masyarakat internasional tak mengakuinya.

Kisruh ini mulai muncul ketika pada Oktober 1995 Kongres AS meloloskan hukum untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan mengesahkan pemindahan kantor Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Tapi, semua Presiden AS sebelumnya tidak berani menandatangani pemindahan tersebut. Pasalnya, isu ini sangat rawan yang bisa menyulut ketegangan baru di Timur Tengah. [lat]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Hamas-Israel Mulai Saling Ancam : http://ini.la/2422606

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Hamas-Israel Mulai Saling Ancam"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.