INILAHCOM, Jenewa -- Mungkinkah Aung San Suu Kyi didakwa atas tuduhan genoside terhadap Muslim Rohingya? Entahlah. Yang jelas, Kepala Urusan HAM PBB Zeid Ra'ad Al Hussein menandaskan, para pelaku horor kekejian terhadap kaum Muslim Rohingya harus diadili.
Awal bulan ini, Zeid mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB bahwa kekejaman Rohingya di Myanmar yang meluas dan sistematis bahwa kemungkinan terjadi genosida tidak dapat dikesampingkan.
"Mengingat skala operasi militer, jelas ini pasti keputusan diambil pada tingkat tinggi," kata komisaris tinggi tersebut kepada BBC di markas besar PBB, Jenewa.
Genosida adalah salah satu kata yang banyak diucapkan. Kedengarannya mengerikan, yakni apa yang disebut "kejahatan dari segala kejahatan".
Jelang awal Desember lalu, hampir 650.000 orang Rohingya -- sekitar dua pertiga dari keseluruhan populasi -- telah meninggalkan Myanmar menyusul gelombang serangan yang dipimpin oleh tentara yang dimulai pada akhir Agustus. Ratusan desa dibakar dan ribuan lainnya dilaporkan terbunuh.
Ada bukti kekejaman mengerikan: pembantaian, pembunuhan dan pemerkosaan massal.
Yang mengguncangkan kepala hak asasi manusia PBB ini adalah, ia telah mendesak Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar, untuk mengambil tindakan melindungi Rohingya, enam bulan sebelum ledakan kekerasan bulan Agustus.
Zeid Ra'ad Al Hussein mengatakan bahwa dia berbicara dengan Suu Kyi di telepon pada bulan Februari, saat kantornya menerbitkan laporan yang mendokumentasikan kekejaman yang mengerikan pada episode kekerasan mulai Oktober 2016.
"Saya memintanya (Aung San Suu Kyi) untuk menghentikan operasi militer ini," kata Al Husein. "Saya berusaha mengetuk hati nuraninya ... untuk melakukan apa pun yang dia bisa untuk mengakhiri tragedi ini, namun sangat disesalkan, tampaknya hal itu tak dilakukannya."
Kekuasaan Suu Kyi atas tentara masih terbatas, namun Zeid Ra'ad Al Hussein percaya bahwa seharusnya dia mengambil langkah lebih untuk mencoba menghentikan operasi militer.
Pemerintah Myanmar berkilah bahwa tindakan militer tersebut merupakan respon terhadap serangan teroris pada Agustus yang menewaskan 12 anggota pasukan keamanan.
Tapi BBC Panorama mengumpulkan bukti yang menunjukkan bahwa persiapan untuk serangan berkelanjutan terhadap Rohingya sudah dimulai jauh sebelum itu.
BBC Panorama menemukan bahwa Myanmar telah melatih dan mempersenjatai warga Buddha setempat. Beberapa minggu setelah kekerasan tahun lalu, pemerintah menawarkan hal ini: "Setiap warga Rakhine yang ingin melindungi negara bagian mereka akan berkesempatan untuk menjadi bagian dari polisi bersenjata setempat."
"Ini keputusan yang dibuat untuk secara efektif melancarkan kejahatan keji terhadap warga sipil," kata Matthew Smith, kepala eksekutif organisasi hak asasi manusia Fortify Rights yang menyelidiki kronologi kekerasan Rakhine tahun ini.
Pandangan tersebut diamini oleh para pengungsi di kamp-kamp di Myanmar yang menyaksikan sendiri para relawan ini beraksi, menyerang tetangga Rohingya mereka dan membakar rumah mereka.
"Mereka tak ubahnya tentara, mereka memiliki senjata yang sama," kata Mohammed Rafique, seorang pebisnis sukses di Myanmar. "Mereka adalah para bocah setempat, kami mengenal mereka. Ketika tentara membakar rumah kami, menyiksa kami, mereka ada di sana."
Sementara Rohingya semakin rentan oleh faktor-faktor lain. [bbc/lat]
Baca Kelanjutan Dakwaan Genosida Rohingya Bayangi Suu Kyi : http://ini.la/2425175Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dakwaan Genosida Rohingya Bayangi Suu Kyi"
Posting Komentar