TERCATAT sebanyak 20 dari 22 anggota Liga Arab merupakan penerima bantuan keuangan atau bantuan militer AS, namun mereka tetap mendukung resolusi PBB yang menuntut Washington untuk menarik keputusan terkait Yerusalem.
Negara-negara Arab tersebut, termasuk Arab Saudi yang merupakan sekutu dekat AS, mengambil langkah berani, meski sebelumnya Presiden AS Donald Trump sudah mengancam untuk menghentikan bantuan kepada negara-negara yang menolak kebijakannya itu.
Hasil pemungutan suara Majelis Umum PBB menyusul keputusan Trump yang menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, ternyata sesuai dengan yang diharapkan oleh para pendukung perjuangan Palestina.
Bagi Palestina, Yerusalem Timur adalah ibu kota negara mereka suatu saat nanti.
"Hari ini, Palestina dan dunia Arab dihinggapi rasa sangat gembira dan rasa kemenangan politik terhadap AS dan Israel menyusul kemenangan suara cukup telak dalam voting kemarin (Kamis, 21/12/2017 waktu AS atau Jumat, 22/12/2017 WIB --Red) di forum Majelis Umum PBB," papar Mustafa Abdul Rahman, seorang wartawan di Kairo, Mesir, seperti dilansir BBC.
Pojokkan AS dan Israel
Di antara 128 negara yang mendukung resolusi, terdapat negara-negara Arab, termasuk anggota Liga Arab, padahal selama ini mereka mendapat bantuan keuangan dari AS.
Kemenangan politik di tingkat PBB ini, lanjut Abdul Rahman, dapat dilihat dari judul-judul berita koran terbitan hari Jumat, 22 Desember 2017.
"Harian setengah resmi Mesir, Al Ahram, menurunkan berita dengan judul Dunia Memihak kepada Hati Nurani Terkait Kota Yerusalem. Judul berita utama di harian berbahasa Arab Al Hayat adalah Kota Yerusalem Setelah Hasil Sidang Majelis Umum PBB Semakin Memperdalam Pengucilan AS," katanya.
'Punya hak bersuara'
Ketika media di negara-negara Arab pada umumnya memojokkan AS dan Israel, komentar para pejabat dan pengamat di dunia Arab sepakat bahwa dunia lebih memihak kepada hati nurani daripada ancaman AS.
Hal senada juga dikatakan oleh Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Abdallah Al-Mouallimi yang menyebut bahwa dunia mengirim pesan tegas bahwa AS sangat keliru saat membuat pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Dengan segala hormat, saya pikir Presiden Trump salah dalam mengeluarkan pernyataan seperti itu. Dan saya pikir, bahkan negara-negara yang mendapat bantuan dari AS sekalipun mempunyai hak untuk membuat keputusan sendiri berdasarkan hak berdaulat," kata Al-Mouallimi kepada BBC.
Arab Saudi merupakan salah satu dari 128 negara yang menyetujui resolusi PBB untuk menolak langkah AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Semua anggota Liga Arab, 20 dari 22 anggota penerima bantuan AS, juga menyetujui resolusi.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas sudah mengatakan rakyat Palestina tidak lagi akan menerima rencana perdamaian yang ditawarkan oleh AS menyusul keputusan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Ketika berbicara di Paris, Jumat, setelah berunding dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Abbas mengatakan AS membuktikan diri sebagai perantara yang tak jujur dan mengucilkan diri dari proses perdamaian.
Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan, "Israel berterima kasih kepada Presiden Trump karena sikapnya yang tegas dalam mendukung Yerusalem dan terima kasih kepada negara-negara yang memberikan suara kepada Israel, kepada kebenaran."
Selain negara-negara Arab, Indonesia juga mendukung resolusi PBB untuk menentang pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, walaupun AS mengancam akan mencabut bantuan keuangan.
Empat anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni China, Prancis, Rusia, dan Inggris, juga menyetujui resolusi tersebut. [ikh]
Baca Kelanjutan Kemenangan Politik Dunia Arab Terhadap AS & Israel : http://ift.tt/2C0b4bvBagikan Berita Ini
0 Response to "Kemenangan Politik Dunia Arab Terhadap AS & Israel"
Posting Komentar