Search

'AS Tak Boleh Akui Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel'

INILAHCOM, Kairo - Liga Arab memperingatkan mengenai konsekuensi berbahaya jika AS mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Jika dilaksanakan, itu akan menandai perubahan pendirian bersejarah Washington yang memandang kota suci tersebut sebagai kota Palestina yang diduduki dan bagian tak terpisahkan tanah Palestina yang diduduki," kata Saeed Abu-Ali, Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Tanah Arab dan Palestina yang Diduduki, di dalam sebuah pernyataan, Minggu (3/12/2017).

Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah media AS pada Jumat pekan lalu (1/12/2017) melaporkan bahwa Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan mungkin mengeluarkan satu pengumuman pada Rabu mendatang (6/12/2017).

Trump berikrar selama kampanye presidennya untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, kota suci yang menjadi sengketa dan diinginkan oleh rakyat Palestina sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Abu-Ali mengatakan, pengakuan AS semacam itu akan memberi Israel lampu hijau untuk melanjutkan pelanggarannya atas semua resolusi internasional dan pendudukannya atas tanah Palestina. Ia mendesak Washington agar bertindak sebagai 'penengah yang tak memihak' dalam proses perdamaian.

Selama dua hari belakangan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengadakan kontak dengan dan berusaha memperoleh dukungan dari para pemimpin Arab serta Barat, dan memperingatkan potensi dampak yang menghancurkan dari pemindahan Kedutaan Besar AS.

Konflik Palestina-Israel, yang telah berlangsung selama beberapa dasawarsa, muncul sejak Israel menduduki wilayah Paletina dan berdirinya Israel --yang didukung Barat-- pada 1948.

Israel disalahkan oleh masyarakat internasional atas kebuntuan proses perdamaian sejak 2014, akibat kebijakan perluasan permukiman Yahudinya --yang ditolak bahkan oleh sekutu paling kuatnya, AS.

Rakyat Palestina berusaha mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya sejalan dengan penyelesaian dua-negara yang diusulkan PBB dengan dasar perbatasan pra-1967.

Israel merebut dan mencaplok Yerusalem Timur dalam Perang Timur Tengah 1967. Yerusalem Timur adalah bagian dari Yerusalem yang bukan bagian dari Yerusalem Barat, yang dikuasai Israel, pada akhir Perang Arab Israel 1948-1949.

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan 'AS Tak Boleh Akui Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel' : http://ini.la/2422228

Bagikan Berita Ini

0 Response to "'AS Tak Boleh Akui Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel'"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.