Intelijen AS Minta Warga Tak Gunakan Ponsel China

INILAHCOM, Washington DC - Para pejabat tinggi badan intelijen AS memperingatkan warga AS agar tidak menggunakan telepon pintar produk China seperti Huawei dan ZTE.

The Verge mengabarkan Rabu (14/2/2018), peringatan itu disampaikan Direktur FBI Chris Wray bersama sejumlah pejabat tinggi dari CIA, dan NSA dalam dengar pendapat dengan Komisi Intelijen Senat AS. "Pemerintah sangat khawatir, para perusahaan asing itu diberi keleluasaan mendapatkan informasi dari jaringan telekomunikasi AS," kata Chris Wray. "Peralatan telepon itu dapat mencuri informasi atau bahkan melakukan kegiatan mata-mata," sambungnya.

Peringatan itu, tampaknya bukan hal baru. Bahkan para anggota legislatif baru-baru ini tengah menyusun RUU yang melarang para pegawai negeri menggunakan peralatan elektronik asing. Termasuk penggunaan telepon pintar merk Huawei dan ZTE. Hal itu didukung oleh Senator Richard Burr, ketua Komite Intelijen Senat AS. "Kekhawatiran saya hari ini adalah China, khususnya perusahaan telekomunikasi China seperti Huawei dan ZTE yang melakukan kerjasama erat dengan Pemerintah Beijing," kata Richard Burr.

Selain itu, sejumlah perusahaan penyelenggara telepon AS ditekan untuk tidak menggunakan peralatan telepon Huawei dan ZTE. Bulan lalu, penyelenggara telepon AT&T membatalkan kerjasama penggunaan telepon pintar Huawei yang direncanakan sejak lama. Untuk kerjawama itu, Huawei bahkan menelurkan produk baru bernama Mate 10, yang konon lebih canggih dibandingkan telepon merk Apple.

Pembatalan itu membuat Richard Yu, CEO Huawei bersuara keras dalam sebuah konperensi teknologi. Richard Yu menggambarkan pembatalan itu tak terlepas dari campur tangan Big Boss sehingga para pelanggannya di AS juga kehilangan kesempatan menikmati produk barunya. Huwaei bahkan menjual Mate 10 tak terkunci, sehingga dapat digunakan oleh penyelenggara telepon AS lainnya seperti T-Mobile, Sprint, Metro dan sejenisnya. Namun upaya itu tak membuahkan hasil, sehingga perusahaan Huawei dikabarkan meluncurkan artikel berisi ulasan palsu.

Let's block ads! (Why?)