INILAHCOM, Nairobi -- Kenya, sebuah negara yang terletak di kawasan Afrika Timur, kini punya dua presiden. Satu orang presiden bernama Uhuru Kenyatta, satu lainnya bernama Raila Odinga.
Kenyatta terpilih sebagai presiden dalam pemungutan suara pada Pilpres Agustus tahun lalu. Kenyatta dengan mudah memenangkan pemilihan kedua dengan memperoleh 98 persen suara, dan dilantik pada bulan berikutnya.
Tapi, Odinga menyebut telah terjadi kecurangan dalam Pilpres tersebut. Odinga dan para pendukungnya memboikot pemungutan suara ulang pada tanggal 26 Oktober, dengan alasan mereka ragu bahwa pemilu itu tidak akan dilakukan secara adil.
Akhir Januari lalu, Odinga--yang juga pemimpin oposisi Kenya--mengambil sumpah jabatan dalam upacara pelantikan presiden simbolis di taman Nairobi. Odinga yang berusia 73 tahun berjanji untuk bertindak sebagai "presiden rakyat" di hadapan ribuan pendukung yang bersorak sorai di Taman Uhuru.
Pemerintah bereaksi dengan menutup beberapa lembaga penyiaran dan menangkap beberapa orang yang menghadiri pelantikan itu.
Pemerintah juga mendeportasi penasihat Odinga, Miguna Miguna, meskipun lima perintah pengadilan menyebutkan agar ia dihadirkan di muka hakim dan dibebaskan dengan jaminan.
Hari Minggu (11/2), seperti dikutip dari VOA, Senin (12/2) , sebanyak 11 orang utusan negara-negara Barat, termasuk dari Amerika Serikat dan Inggris, mendesak Odinga agar mengakui Presiden Uhuru Kenyatta sebagai pemimpin sah negara tersebut.
Menurut diplomat-diplomat itu, Odinga perlu menerima kepresidenan Kenyatta sebagai basis dialog yang diinginkan oleh oposisi dan banyak rakyat Kenya. [lat]
Baca Kelanjutan Dua Presiden di Kenya : http://ift.tt/2EmOMTdBagikan Berita Ini
0 Response to "Dua Presiden di Kenya"
Posting Komentar