Bunga Fed Naik, Toko Action Figure Kena Getahnya

INILAHCOM, Jakarta - Aksi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/Fed menaikkan tingkat suku bunga acuannya ikut berdampak kepada banyak sektor di dunia. Di Jakarta, pemilik toko collectable action figure Andy Kurniawan mengaku makin kesulitan menjalankan usahanya.

Bank sentral AS itu, Rabu (19/12/2018), menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin (bps) dan menurunkan proyeksi kenaikan bunganya di masa depan. The Fed menaikkan kisaran target suku bunganya menjadi 2,25%-2,5%. Ini adalah kenaikan keempat kalinya tahun ini dan yang kesembilan sejak bank sentral mulai melakukan normalisasi suku bunganya di Desember 2015.

Keputusan FED akan mempengaruhi nilai tukar rupiah. Para pengusaha yang mengimpor barang termasuk pedagang action figure pun harus mengeluarkan dana lebih banyak untuk membeli barang dagangannya dari luar negeri. "Tapi kami tidak bisa begitu saja mengkompensasinya dengan menaikkan harga jual barang-barang di toko kami. Kami hanya bisa bertahan," kata Andy, seperti terungkap dari voanoticias.com yang mengutip Reuters.

Banyak pihak telah mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap keputusan Fed tersebut dan meminta bank sentral AS itu memikirkan dampaknya terhadap sektor-sektor yang sedang berkembang.

Tak terkecuali President Donald J Trump yang telah mengkritik FED karena menaikan suku bunga acuan yang terlalu cepat dan terlalu tinggi. Namun kritik Trump tetap saja tidak mempengaruhi keputusan bank sentral.

Fed mengakui sadar bahwa keputusannya itu selain akan mempengaruhi warga AS juga akan berdampak pada penduduk dunia. Fed beralasan, keputusannya meningkatkan suku bunga acuan karena mereka yakin kebijakan ini bisa menahan dan mengendalikan inflasi serta memaksimalkan terbukanya lapangan kerja di AS.

Menurut Fed, dengan menaikan suku bunga acuan, akan memberi insetif bagi penduduk AS untuk menabung. Tak hanya itu, obligasi (bonds) AS juga akan lebih atraktif dibandingkan investasi asing lain. [*]

Let's block ads! (Why?)