INILAHCOM, Amman -- Raja Yordania Abdullah mengatakan kepada Presiden AS Donald Trump bahwa keputusannya menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan membuat umat Islam dan Kristen tersinggung dan tersakiti.
Menurut Abdullah, selama ini Yerusalem dianggap sebagai Kota Suci tiga agama, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi. Sebab, langkah Trump ini bisa berakibat bahaya bagi stabilitas dan keamanan di kawasan Timur Tengah.
Namun, dalam pembicaraan melalui telepon itu, Trump tetap berkeras akan memindahkan Kedubes AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Bila AS memindahkan kedubesnya ke Yerusalem, ini sama artinya Negeri Adidaya itu mengakui bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.
Isu pemindahan kedubes AS ini menjadi sorotan luas karena selama ini, Israel dan Palestina saling klaim Yerusalem sebagai ibu kota masing-masing negara.
Israel merebut Yerusalem saat perang Timur Tengah pada 1967. Namun masyarakat internasional tak mengakuinya.
Sejak Trump menjadi Presiden AS rencana pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem seringkali disampaikan. Juni lalu dia sempat menangguhkan pemindahan dan Desember ini adalah batas waktu baginya untuk memutuskan. Namun Trump juga bisa menangguhkan kembali untuk enam bulan ke depan.
UU Pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem diteken tahun 1995. Namun semua Presiden AS diberikan hak untuk menangguhkan setiap enam bulan sekali. Semua Presiden AS sebelumnya tidak berani menandatangani pemindahan tersebut. Pasalnya, isu ini sangat rawan yang bisa menyulut ketegangan baru di Timur Tengah. [lat]
Baca Kelanjutan Umat Islam dan Kristen Tersinggung Ulah Trump : http://ini.la/2422723Bagikan Berita Ini
0 Response to "Umat Islam dan Kristen Tersinggung Ulah Trump"
Posting Komentar