INILAHCOM, Rawalpindi--Pakistan mengumumkan rencana reformasi besar-besaran lebih 30.000 madrasah "arus utama"--di tengah tekanan masyarakat internasional menekan negara ini untuk mengambil tindakan terhadap kelompok-kelompok Islam yang mengoperasikan madarasah untuk aksi kekerasan dan ekstremisme.
Dalam konferensi pers di markas militer di Rawalpindi, seperti dilaporkan VOA, Selasa (30/4/2019), juru bicara militer Mayjen Asif Ghafoor mengatakan reformasi untuk madrasah-madrasah "arus utama" akan dilakukan dalam tiga tahap.
Ditambahkannya, lebih 2,5 juta anak-anak kini belajar di madrasah-madrasah di seluruh Pakistan. "Pendidikan Islam akan tetap diajarkan di madrasah, tetapi tidak boleh ada pernyataan bernada kebencian atau hate speech," tegas Ghafoor.
Ghafoor menggarisbawahi saringan yang dilakukan pemerintah terhadap madrasah di seluruh negara itu mendapati bahwa "kurang 100 dari lebih 30.000 madrasah yang mengajarkan ekstremisme dan terorisme."Sisanya, ujar Ghafoor, tidak terlibat dalam kegiatan seperti itu.
Jenderal militer itu juga mengatakan bahwa Perdana Menteri Imran Khan telah membentuk komite khusus untuk bekerjasama dengan organisasi-organisasi yang mengelola madrasah untuk memasukkan mata pelajaran modern dalam silabus pendidikan mereka.
Melakukan reformasi di madrasah merupakan isu yang sangat sensitif di Pakistan. Kelompok-kelompok Islam yang mengelola madrasah sangat menentang upaya semacam itu, dan mengecamnya sebagai rencana Barat yang anti-Islam. Para pendukung mengakui bahwa madrasah adalah satu-satunya badan pendidikan yang tersedia bagi jutaan keluarga miskin di Pakistan dan menutup madrasah bukan merupakan pilihan yang tepat. [voa/lat]
Baca Kelanjutan Pakistan Reformasi 30.000 Madrasah : http://bit.ly/2GQy0eWBagikan Berita Ini
0 Response to "Pakistan Reformasi 30.000 Madrasah"
Posting Komentar