INILAHCOM, Manila--Filipina protes keras atas kehadiran lebih 200 kapal nelayan China di Pulau Thitu di Laut China Selatan, sementara pemerintah Beijing mengatakan pembicaraan bilateral pada Rabu lalu antara kedua negara berlangusung "jujur, ramah dan konstruktif."
Kementerian Luar Negeri Filipina, seperti dikutip dari VOA, Jumat (5/4/2019) menyatakan Pulau Thitu adalah milik Filipina dan keberadaan lebih 200 kapal nelayan China itu merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan Filipina.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang tidak merujuk langsung ke protes Filipina itu, tetapi mengatakan pembicaraan bilateral di Laut China Selatan yang diadakan di Filipina hari Rabu sebagai pertemuan yang "jujur, ramah dan konstruktif".
Shuang mengatakan kedua pihak menegaskan bahwa masalah Laut China Selatan seharusnya diselesaikan secara damai oleh pihak-pihak yang terlibat langsung.
Filipina, Brunei, China, Malaysia, Taiwan dan Vietnam memiliki klaim kedaulatan yang tumpang-tindih di Laut China Selatan yang sibuk dilalui kapal-kapal dagang yang membawa barang-barang bernilai lebih dari US$ 3,4 triliun setiap tahun.
Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meyakinkan akan membantu Filipina jika diserang di Laut China Selatan. [voa/lat]
Baca Kelanjutan Filipina, China Bersitegang soal Pulau Thitu : http://bit.ly/2CZJNVVBagikan Berita Ini
0 Response to "Filipina, China Bersitegang soal Pulau Thitu"
Posting Komentar