INILAHCOM, Washington DC--Kelompok e-commerce Alibaba tetap berada dalam daftar "pasar barang palsu" yang dihimpun AS.
Kelompok e-commerce China Alibaba terus berada dalam daftar tahunan AS tentang pasar-pasar yang menjual barang-barang tiruan atau palsu. Ini dikatakan oleh perusahaan-perusahaan yang mengaku tertipu, yang dikutip oleh Kantor Wakil Perdagangan AS.
Kantor itu, seperti dikutip dari VOA, Jumat (26/4/2019), mengatakan bahwa situs perdagangan online Taobao.com, milik Alibaba tidak secara efektif mencegah atau menghilangkan barang-barang palsu dari situsnya.
Kantor perdagangan AS itu juga memasukkan Arab Saudi kedalam daftar prioritas negara yang tidak melindungi hak milik intelektual karena tidak melindungi obat-obat bermerk dari persaingan dengan obat-obat tiruan. Arab Saudi, katanya, juga terus melakukan pembajakan film-film dan pertunjukan televisi.
Termasuk dalam daftar prioritas negara yang diawasi itu tahun ini adalah Aljazair, Argentina, Chile, India, Indonesia, Kuwait, Russia, Ukraina dan Venezuela.
Kanada dan Kolombia tahun ini dikeluarkan dari daftar hitam itu. Kanada tahun lalu sepakat memperbaharui peraturan perlindungan hak intelektualnya, seperti juga Colombia.
China, termasuk Hongkong, merupakan sumber sebagian besar barang-barang palsu yang disita oleh jawatan Bea Cukai AS, kata kantor perdagangan itu.
China dan AS, dua negara dengan perekonomian paling besar di dunia saling mengenakan tarip impor atas barang-barang yang bernilai US360 miliar karena AS menuduh China mencuri rahasia perdagangan, dan memaksa perusahaan AS untuk berbagi teknologi canggih, tapi terus memberi subsidi kepada perusahaan teknologinya sendiri.
Perundingan untuk mengakhiri sengketa ini dijadwalkan akan dilanjutkan di Beijing minggu depan. [voa/lat[
Baca Kelanjutan Alibaba Bertahan di Daftar Pasar Barang Palsu AS : http://bit.ly/2PxTtfyBagikan Berita Ini
0 Response to "Alibaba Bertahan di Daftar Pasar Barang Palsu AS"
Posting Komentar