INILAHCOM, Dushanbe--Pemerintah Tajikistan menerbitkan sebuah buku yang berisi panduan bagi perempuan tentang pakaian apa yang seharusnya--dan yang tidak semestinya-- mereka kenakan.
"Buku Rekomendasi" ini diterbitkan oleh Kementerian Kebudayaan, dan diisi dengan foto-foto model yang mengenakan pakaian yang pantas untuk "kalangan perempuan dari umur tujuh hingga tujuh puluh tahun", demikian laporan situs berita Asia-Plus, seperti dikutip dari BBC.
Dalam buku tersebut ada bab yang menganjurkan pakaian apa yang harus dikenakan perempuan di tempat kerja, hari libur nasional, untuk pernikahan, dan bahkan untuk berakhir pekan.
Lalu dalam buku tersebut dibahas juga tentang pakaian yang tidak boleh dikenakan oleh perempuan Tajik.
Mereka menganjurkan para perempuan untuk tidak mengenakan gaun hitam, kerudung dan jilbab, sebagai bagian dari kampanye menentang busana Muslim, yang masih disenangi sebagian kalangan meskipun dikecam Presiden Emomali Rahmon.
Mereka juga melarang perempuan mengenakan busana yang dianggap terlalu kebarat-baratan, seperti pakaian terbuka dan rok mini, gaun yang memperlihatkan belahan dada dan bagian punggung.
"Juga tidak dianjurkan untuk memakai sandal jepit atau sandal karet di tempat-tempat umum, atau mengenakan celana ketat atau pakaian sintetis yang berbahaya bagi kesehatan," tulis situs itu.
Mayoritas penduduk di negara bekas pecahan Uni Soviet adalah Muslim, tetapi pemerintahannya berusaha untuk menegaskan budaya yang lebih sekuler namun tetap menjaga tradisi. [bbc/lat]
Baca Kelanjutan Tajikistan Larang Perempuan Kenakan Hijab : http://ift.tt/2G5Y56LBagikan Berita Ini
0 Response to "Tajikistan Larang Perempuan Kenakan Hijab"
Posting Komentar