INILAHCOM, London--Raksasa media sosial Facebook menghadapi penyelidikan baru di Inggris dan Amerika Serikat (AS) terkait data informasi yang dikumpulkan perusahaan itu untuk memengaruhi pemilihan umum di AS oleh Cambridge Analytica, perusahaan Inggris yang menyasar pemilih tertentu.
Komisioner Penerangan Inggris Elizabeth Denham sedang mengupayakan surat perintah untuk menggeledah kantor pusat Cambridge Analytica di London untuk mengetahui apakah Facebook cukup melindungi informasi pribadi pengguna tentang diri dan teman-teman mereka, tulis VOA, Rabu (21/3).
Laporan akhir pekan menyebutkan, Cambridge Analytica secara tidak sah menggunakan informasi lebih dari 50 juta pengguna Facebook, termasuk US$6 juta untuk memengaruhi orang AS agar memilih Donald Trump sehingga ia menang dalam Pemilihan Presiden AS tahun 2016.
Sementara itu, kantor berita Bloomberg News melaporkan Komisi Perdagangan Federal AS sedang menyelidiki apakah Facebook melanggar ketentuan yang disepakati dengan badan tersebut yang mengizinkan Cambridge Analytica menggunakan data pribadi berdasarkan informasi yang diunggah pengguna Facebook secara online tentang diri mereka. Facebook telah mengeluarkan Cambridge Analytica dari jejaring sosialnya.
Beberapa anggota DPR AS meminta CEO Facebook Mark Zuckerberg memberi kesaksian di Kongres tentang penggunaan informasi penggunanya oleh perusahaannya.
Juru bicara Gedung Putih, Raj Shah, mengatakan kepada stasiun televisi Fox News, Presiden Trump "percaya bahwa data pribadi orang Amerika perlu dilindungi. Jika Kongres ingin menyelidiki masalah ini atau lembaga lain ingin mengetahui masalah ini, kami dengan senang hati menyetujui." [voa/lat]
Baca Kelanjutan Inggris-AS Selidiki Penggunaan Data Facebook : http://ift.tt/2FN3xQ5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Inggris-AS Selidiki Penggunaan Data Facebook"
Posting Komentar