Search

Mahasiwa RI di Taiwan Bantah Ada Kerja Paksa

INILAHCOM, Taipei--Lebih dari 200 mahasiswa Indonesia yang mengikuti kuliah magang di Universitas Hsing Wu, Taiwan menandatangani petisi dan menyanggah terjadinya kerja paksa.

"Pihak universitas tidak memaksa kami kerja dan kami tak pernah diberikan makanan mengandung babi," kata para mahasiwa dalam petisinya yang ditandatangani pada Rabu (2/1/2019), seperti dilaporkan BBC, Jumat (4/1/2019).

Universitas Hsing Wu juga mengeluarkan pernyataan resmi memprotes tuduhan itu dengan mengatakan isu ini merusak reputasi perusahaan-perusahaan yang ikut dalam skema magang untuk memberikan pengalaman kerja kepada para mahasiswa.

"Para mahasiswa tak pernah dieksploitasi," demikian pernyataan Universitas Hsing Wu.

Kepala Bidang Perlindungan WNI di Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Fajar Nuradi, juga menyatakan bahwa dalam penelusurannya, tak ada unsur kerja paksa terhadap para mahasiswa magang.

"Kerja magang itu diatur oleh pihak universitas dan perusahaan. Tidak ada masalah tentang pembayaran gaji, mereka (peserta magang) digaji sesuai aturan ketenagakerjaan, yaitu NT$150 per jam (sekitar Rp70.000 per jam)," ungkap Fajar kepada koresponden BBC, di Taiwan, Cindy Sui.

Ia menegaskan bahwa para peserta tak dipaksa bekerja dan disiksa. Ia juga membantah bahwa mereka diberi makanan mengandung babi, padahal sebagian besarnya adalah Muslim.

"Saya mewawancara beberapa mahasiswa. Mereka memang disediakan makanan yang mungkin mengandung babi, tapi mereka tidak dipaksa untuk memakannya. Mereka punya pilihan sayur dan makanan vegetarian," ujarnya.

Namun, organisasi untuk pekerja migran, Migrant Care mencurigai progam magang tersebut memiliki modus perdagangan manusia.

Skema bernama Industry-Academia Collaboration digagas Kementerian Pendidikan Taiwan dan dapat diikuti siswa SMA dan sederajat di Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara dan Australia.

Para mahasiswa sebagian diberangkatkan ke Taiwan melalui para agen dan melalui modus seperti inilah yang dicurigai Migrant Care ada unsur perdagangan manusia.

"Kita melihat ini trafficking ya, tapi dengan modus pengiriman mahasiswa magang. Sebenarnya, ini sudah lama sekali modus seperti ini," ungkap Anis Hidayah, Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care, kepada wartawan BBC News Indonesia, Rivan Dwiastono.

Sebelumnya, seperti dilaporkanChina Times, anggota parlemen Taiwan dari Partai Kuomintang, Ko Chih-en, menyebutkan sejumlah universitas mempekerjakan secara paksa ratusan mahasiswa Indonesia ke pabrik-pabrik dalam program magang, termasuk mahasiswa Universitas Hsing Wu, universitas swasta yang terletak di Distrik Linkou, New Taipei. [bbc/lat]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Mahasiwa RI di Taiwan Bantah Ada Kerja Paksa : http://bit.ly/2R6n7w5

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Mahasiwa RI di Taiwan Bantah Ada Kerja Paksa"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.