INILAHCOM, Damaskus -- Presiden Suriah Bashar al-Assad bertekad melanjutkan serangan militer terhadap pemberontak di pinggiran Damaskus, Ghouta timur, meskipun para pemimpin AS dan Inggris menuduhnya menciptakan bencana kemanusiaan.
"Tidak ada kontradiksi antara gencatan senjata dan operasi tempur," ujar al-Assad, seperti dikutip dari VOA, Senin (5/3). "Kemajuan kemarin dan sehari sebelumnya di Ghouta oleh Angkatan Darat Arab Suriah dicapai dalam gencatan senjata ini."
Assad menggunakan kata "teroris" untuk merujuk pada pemberontak yang berusaha menggulingkannya.
Presiden AS Donald Trump dan PM Inggris Theresa May pada Minggu sepakat, Rusia dan Suriah bertanggung jawab atas "penderitaan manusia yang memilukan" di Ghouta timur.
Dalam percakapan telepon, kedua pemimpin membahas apa yang oleh kantor May digambarkan sebagai "situasi kemanusiaan yang mengerikan." Pembicaraan terjadi pada saat organisasi HAM yang berpusat di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan pasukan Suriah telah menguasai lebih dari seperempat wilayah Ghouta timur.
Dalam pernyataan, Gedung Putih tidak menyebut tentang telepon itu. Tetapi mengatakan Rusia mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata 30 hari di Suriah. Disebutkan dalam pernyataan, Rusia membunuh warga sipil dibawah kedok "operasi menumpas teroris."[voa/lat]
Baca Kelanjutan Presiden Suriah Bertekad Lanjutkan Serangan : http://ift.tt/2thymXkBagikan Berita Ini
0 Response to "Presiden Suriah Bertekad Lanjutkan Serangan"
Posting Komentar