INILAHCOM, Washington -- Amerika Serikat (AS) menolak keras seruan Majelis Konstituante Venezuela agar pemilihan presiden diselenggarakan sebelum 30 April.
"Pemungutan suara itu tidak bebas dan tidak adil. Pemilu hanya akan memperburuk dan tidak membantu menyelesaikan ketegangan nasional. Tidak akan mencerminkan kehendak rakyat Venezuela, dan tidak demokratis dan tidak sah di mata masyarakat internasional. Kami menganjurkan rezim Maduro untuk menghormati hak asasi manusia semua warganya, dan kembali ke tatanan konstitusional yang demokratis," demikian Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert di Washington, Kamis (25/1), seperti dikutip dari VOA, Jumat (26/1).
Pengumuman itu muncul ketika perwakilan pemerintah Venezuela dan oposisi sedang melakukan negosiasi di bawah mediasi internasional di Republik Dominika, untuk menyetujui sebuah kerangka kerja pemilihan umum yang adil.
"Keputusan Majelis Konstituante yang tidak sah untuk mengadakan pemilihan cepat, bahkan pada saat negosiasi antara oposisi dan rezimyang berkuasa sedang berlangsung, merongrong pembicaraan dan kemampuan rakyat Venezuela untuk ikut serta secara bermakna dalam menangani berbagai krisis yang disebabkan oleh rezim Maduro," ujar pejabat senior Departemen Luar Negeri AS.
Ketika ditanya apakah sanksi lebih lanjut terhadap Venezuela sedang dipertimbangkan, dia mengatakan, hal itu senantiasa dipertimbangkan.
Venezuela akan mengadakan pemilihan presiden baru pada 30 April, Presiden Nicolas Maduro kemungkinan akan berusaha untuk memenangkan masa jabatan enam tahun mendatang, di tengah perpecahan kelompok oposisi. [vo/lat]
Baca Kelanjutan AS Tolak Pemilu "Tidak Sah" di Venezuela : http://ift.tt/2Bv8SECBagikan Berita Ini
0 Response to "AS Tolak Pemilu "Tidak Sah" di Venezuela"
Posting Komentar