INILAHCOM, Kuala Lumpur -- Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia yang paling lama berkuasa, Mahathir Mohamad, kembali dipilih sebagai kandidat PM pada usia 92 tahun.
Jika sebelumnya Mahathir Mohamad menjadi perdana menteri mewakili Partai UMNO -- komponen utama di dalam koalisi yang memerintah sejak kemerdekaan Malaysia, Barisan Nasional -- kali ini ia ditunjuk untuk mewakili kubu oposisi Pakatan Harapan.
Setelah berkuasa selama 22 tahun, Mahathir mengundurkan diri sebagai PM pada 2003 dan menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya ketika itu, Abdullah Ahmad Badawi.
Namun selama tahun-tahun belakangan Mahathir masuk lagi ke dunia politik karena penentangannya terhadap PM Najib Razak, yang terlibat dalam skandal keuangan miliaran dolar.
Keputusan untuk menetapkan Mahathir sebagai calon PM diambil dalam pertemuan para petinggi kubu oposisi di Shah Alam, Minggu (07/01/2018), seperti dilaporkan BBC, Senin (08/01/2018).
Koalisi oposisi Pakatan Harapan terdiri dari empat partai, yakni Partai Pribumi Bersatu Malaysia pimpinan Mahathir Mohamad, Partai Keadilan Rakyat di bawah komando Wan Azizah Wan Ismail (istri mantan Wakil PM Anwar Ibrahim), Partai DAP dan Amanah.
"Fokus utama kami adalah menyelamatkan negara tercinta," kata Mahathir ketika menerima penetapannya sebagai calon PM.
"Tidak mudah bagi partai-partai yang sebelumnya menjadi musuh saya untuk menerima saya, tetapi mereka sadar akan pentingnya meruntuhkan pemerintahan yang sekarang," tambahnya.
Dulu musuh, kini berkoalisi
Partai Keadilan Rakyat dengan tokoh utama Anwar Ibrahim merupakan musuh politik Mahathir, namun sekarang mereka sudah rujuk. Bahkan, Mahathir sudah sepakat mengupayakan pembebasan Anwar Ibrahim dari penjara dalam kasus sodomi.
Mahathir di masa pemerintahannya, bahkan setelah pensiun pun juga memusuhi partai kiri-tengah DAP.
Presiden Partai Keadilan Rakyat, Wan Azizah Wan Ismail, ditetapkan sebagai calon Wakil PM. Rapat Pakatan Harapan juga menetapkan Anwar Ibrahim akan dipersiapkan sebagai pengganti Mahathir Mohamad jika oposisi menang dalam pemilihan umum.
Masa hukuman Anwar Ibrahim akan berakhir pada tanggal 8 Juni. Berdasarkan undang-undang di Malaysia, ia akan dikenai larangan terjun ke dunia politik selama lima tahun setelah masa hukuman berakhir, kecuali ia menerima pengampunan dari raja.
Mandat pemerintahan sekarang di bawah PM Najib Rajak akan berakhir Agustus, namun muncul spekulasi pemerintah akan menggelar pemilihan umum dalam bulan-bulan mendatang.
Sejumlah pihak mencibir penetapan Mahathir sebagai PM. Menteri di Kantor Perdana Menteri Datuk Abdul Rahman Dahlan menyebut keputusan Pakatan Harapan tersebut sebagai "tragedi dan memalukan".
"Akhirnya Harapan memilih seseorang yang pernah digelar mereka sebagai individu paling korup di Malaysia sebagai (calon) PM. Betapa memalukan. Pengumuman Mahathir sebagai (calon) PM bertentangan dengan agenda reformasi mereka sendiri. Ia adalah tragedi untuk perjuangan mereka," katanya lewat akun Twitter. [bbc/lat]
Baca Kelanjutan Di Usia 92 Tahun, Mahathir Calon PM Malaysia : http://ift.tt/2qEuzSuBagikan Berita Ini
0 Response to "Di Usia 92 Tahun, Mahathir Calon PM Malaysia"
Posting Komentar