INILAHCOM, Washington -- Sebanyak 48.000 bayi Rohingya diperkirakan lahir tahun 2018 ini di kamp-kamp pengungsi dan tempat-tempat penampungan darurat di Bangladesh.
Save the Children, badan amal yang mengurus masalah pengungsi menyatakan, sejak hari kelahiran mereka akan menghadapi risiko yang kian meningkat, seperti mengidap penyakit, menderita kekurangan gizi dan karenanya meninggal dalam usia balita.
Rachael Cummings, penasihat kesehatan Save the Children, mengatakan kamp-kamp pengungsi memiliki sanitasi yang buruk dan menjadi tempat penyebaran penyakit, seperti difteri, campak dan kolera, yang terutama rawan bagi bayi-bayi baru lahir. Ia mengatakan kondisi di kamp-kamp itu sangat memilukan bagi anak-anak.
Bulan lalu, suatu survei badan urusan anak-anak PBB, UNICEF, mengungkapkan hingga 25 persen anak balita di kamp-kamp di Coxs Bazar, Bangladesh, menderita malnutrisi akut dan hampir setengah anak-anak di sana mengidap anemia. Empat puluh persen anak-anak mengalami diare dan 60 persen menderita infeksi saluran pernapasan akut.
Save the Children mengelola jaringan terdiri dari sembilan puskesmas di Coxs Bazar yang dilengkapi dokter, perawat dan bidan. Selain itu, badan amal tersebut juga mengoperasikan lebih dari 50 ruang ramah anak, tempat-tempat bermain anak dan program-program pendidikan dini bagi anak-anak Rohingya di berbagai kamp. [voa/lat]
Baca Kelanjutan 48 Ribu Bayi Rohingya Lahir di Kamp Pengungsi : http://ift.tt/2CMr1T6Bagikan Berita Ini
0 Response to "48 Ribu Bayi Rohingya Lahir di Kamp Pengungsi"
Posting Komentar