INILAHCOM, Bangkok--Mahkamah Konstitusi Thailand membubarkan partai oposisi yang mencalonkan kakak kandung Raja Thailand Maha Vajiralongkorn sebagai kandidat perdana menteri.
Mahkamah Konstitusi, yang mengeluarkan putusan tersebut, mengatakan bahwa pencalonan Putri Ubolratana Mahidol mengancam netralitas kerajaan. Demikian laporan yang dikutip dari BBC, Jumat (8/3/2019).
Para anggota dewan eksekutif partai tersebut dilarang berpolitik selama 10 tahun ke depan, dan Partai Thai Raksa Chart pun tak bisa lagi ikut bersaing dalam pemilu mendatang.
"Kerajaan berada di atas politik, dan untuk menjaga netralitas politik, raja, ratu, dan para putri tak akan pernah bisa menggunakan hak politik dengan memberikan suara mereka," papar Hakim Nakharin Mektrairat di akhir keputusan tersebut.
Partai Thai Raksa Chart didukung oleh mantan perdana menteri Thailand yang diasingkan, Thaksin Shinawatra, yang dimakzulkan oleh kudeta militer tahun 2006 lalu.
Pengamat menyatakan, pembubaran partai akan semakin mempersulit pendukung Thaksin memanangkan pemilu nasional yang akan digelar bulan ini.
Thailand diperintah oleh kekuatan militer, yang mengambil alih kekuasaan melalui kudeta lima tahun lalu.
Kandidat dari kalangan kerajaan semestinya dapat memberikan keunggulan mutlak terhadap loyalis Thaksin Shinawatra dalam pemilu nanti, ungkap wartawan BBC, Jonathan Head, di Bangkok.
Keputusan pengadilan tersebut memupuskan harapan para pendukung Thaksin untuk mendapatkan jumlah kursi parlemen yang mencukupi untuk mewujudkan tujuan mereka memenangkan suara mayoritas pada pemilu mendatang, menurut koresponden kami.
Partai Thai Raksa Chart dianggap sebagai proksi bagi Pheu Thai, partai pro-Thaksin yang utama, untuk memperoleh lebih banyak kursi di parlemen, menurut para pengamat.
Undang-undang yang baru pada tahun 2017 memberlakukan peraturan untuk memberikan ambang batas untuk mengatur berapa banyak kursi yang bisa diperebutkan setiap partai.
Pemungutan suara tanggal 24 Maret mendatang akan menjadi pemilu pertama sejak perdana menteri yang saat ini menjabat, Prayuth Chan-ocha, menduduki tampuk kekuasaan melalui kudeta militer tahun 2014 lalu - menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis.
Lahir tahun 1951, putri pertama almarhum raja Bhumibol Adulyadej ini memiliki nama lengkap Ubolratana Rajakanya Sirivadhana Barnavadi.
Setelah menikah dengan pria asal Amerika Serikat tahun 1972, dia menanggalkan gelar kerajaannya. Uboratana pun pindah ke AS.
Ketika pernikahan itu berakhir, Ubolratana pulang ke Thailand dan kembali berpartisipasi dalam kehidupan kerajaan.
Ubolratana aktif di media sosial. Ia juga membintangi sejumlah film produksi Thailand.
Ubolratana memiliki tiga anak, salah satunya meninggal tatkala gelombang tsunami menerjang Thailand tahun 2004. Dua anaknya yang lain kini masih menetap di AS. [bbc/lat]
Baca Kelanjutan Partai yang Calonkan Putri Thailand Dibubarkan : https://ift.tt/2VNkwp1Bagikan Berita Ini
0 Response to "Partai yang Calonkan Putri Thailand Dibubarkan"
Posting Komentar