INILAHCOM, Islamabad--Para menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) akan melakukan pertemuan darurat untuk membahas pembantaian terhadap para jamaah di dua masjid di Selandia Baru, Jumat pekan lalu.
Menteri Luar Negeri Pakistan Mahmood Qureshi mengatakan Turki akan menjadi tuan rumah pertemuan darurat tersebut untuk membahas "penyebab, dampak dan mencari cara untuk mencegah terulangnya peristiwa pembantaian" di Selandia Baru.
"Pertemuan darurat itu adalah untuk menyusun strategi guna melawan meningkatnya Islamophobia di dunia barat," kata Qureshi, seperti dikutip dari VOA, Senin (18/3/2019).
Sembilan warga Pakistan tewas dalam serangan teroris tersebut. Pakistan juga mengumumkan, salah seorang warganya yang tewas itu akan mendapat penghargaan nasional sebagai pahlawan karena telah berusaha menghalangi aksi penembakan.
Mian Naeem Rashid, 50 tahun, tampak dalam video itu berusaha untuk mencegah aksi penembakan, setelah putranya yang masih kecil tewas ditembak, tapi ia sendiri meninggal kemudian di rumah sakit karena luka-luka tembak.
Breton Tarrant, warga Australia berusia 28 tahun, seorang nasionalis kulit putih yang membenci imigran membunuh sekurangnya 50 orang yang sedang melakukan ibadah shalat Jumat, dalam serangan yang diunggah langsung di Facebook. Sebanyak 48 orang lainnya menderita luka tembak.
Penembakan pertama terjadi di Masjid Al Noor di dekat Hagley Park. Pelaku mengenakan pakaian ala militer membuka tembakan ke arah sekitar 300 jamaah yang menunaikan shalat Jumat.
Penembakan kedua terjadi di masjid yang terletak di Linwood di pinggiran kota Christchuch. Tercatat 49 orang meninggal dunia dan 48 lainnya mengalami cedera, termasuk warga negara Indonesia. [voa/lat]
Baca Kelanjutan OKI Bertemu Bahas Pembantaian di Selandia Baru : https://ift.tt/2TP2GVhBagikan Berita Ini
0 Response to "OKI Bertemu Bahas Pembantaian di Selandia Baru"
Posting Komentar