INILAHCOM, Jakarta--Sehari setelah penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang menyebabkan 50 orang meninggal dunia, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertontonkan rekaman video aksi itu dalam kampanye untuk memacu dukungan dari kalangan konservatif.
Rekaman video dan juga ringkasan yang disebut berasal dari manifesto tersangka pelaku serangan diputar lewat layar besar di Istanbul pada Sabtu (16/3/2019). Namun aksi Presiden Erdogan itu sontak mendapat kecaman luas pada Senin (18/3/2019).
Kecaman utama muncul dari kubu oposisi di Turki, Partai Rakyat Republik dan pemimpin Partai Kebahagiaan Mutlak, Temel Karamollaoglu.
Kubu oposisi mengatakan Presiden Erdogan menggunakan rekaman video itu untuk menambah angka dukungan menjelang pemilihan daerah sebelum akhir bulan ini.
Adapun Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters, mengatakan ia telah menghubungi mitra kerjanya dari Turki untuk menyampaikan keprihatinan atas penggunaan rekaman penembakan para jamaah Salat Jumat di dua masjid Christchurch pada Jumat (15/3/2019).
Selain 50 orang yang meninggal dunia, penembakan di Masjid Al Noor dan masjid di Linwood melukai 50 lainnya, termasuk warga negara Indonesia.
Polisi telah menetapkan pria Australia atas nama Brenton Tarrant, 28, sebagai tersangka. Ia menyiarkan aksi penembakan tersebut melalui Facebook Live.
Ia dihadirkan di persidangan pada Sabtu (16/3/2019) dan dikembalikan ke tahanan tanpa pembelaan. Sidang selanjutnya dijadwalkan pada 5 April mendatang. [bbc/lat]
Baca Kelanjutan Tayangkan Video Penembakan, Erdogan Dikecam : https://ift.tt/2TLP5PnBagikan Berita Ini
0 Response to "Tayangkan Video Penembakan, Erdogan Dikecam"
Posting Komentar