INILAHCOM, Jenewa--Korea Utara meyakini, tidak ada alasan yang sah untuk mempertahankan sanksi-sanksi terhadap negara itu karena Pyongyang telah lebih dari setahun tidak melakukan uji nuklir dan misil.
Pada Konferensi Perlucutan Senjata yang disponsori PBB di Jenewa, Diplomat Korea Utara Ju Yong Chol mengatakan, AS secara terbuka telah mengakui bahwa negaranya sudah menghentikan uji nuklir dan peluncuran misil selama 15 bulan terakhir, namun ia mengeluhkan Washington tidak melakukan apapun untuk mencabut sanksi-sanksi yang diberlakukannya.
Ju mengatakan, pertikaian antara kedua negara seharusnya diselesaikan secara kasus per kasus dalam usaha membangun kepercayaan. Namun, kata Ju, Washington malah bersikeras mengatakan, pelonggaran sanksi tidak mungkin dilakukan sebelum denuklirisasi.
Pernyataan Ju ini menanggapi pernyataan seorang pejabat pengawasan senjata AS yang mengatakan bahwa satu-satunya cara Pyongyang bisa mewujudkan stabilitas adalah dengan meninggalkan senjata-senjata perusak massalnya dan program-program misil balistiknya.
"Pendirian kami kukuh terhadap Korea Utara," kata Yleem Poblete, Wakil Menteri luar Negeri AS Urusan Pengawasan Senjata, di Jenewa.
Poblete juga menyerukan agar semua negara menghentikan kerjasama senjata dan militer dengan Korea Utara. "Anda melanggar resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB yang secara ekplisit melarang transfer senjata," katanya, tanpa mengidentifikasi negara-negara yang dimaksud.
Menurut sejumlah berita di Pyongyang, seorang diplomat senior Pyongyang, pekan lalu mengatakan, Korea Utara saat ini sedang mempertimbangkan untuk menghentikan perundingan dengan AS dan memulai kembali uji misil dan nuklirnya kecuali AS memberikan konsesi. [voa/lat]
Baca Kelanjutan Korea Utara dan AS Saling Kecam di Jenewa : https://ift.tt/2JqmeuYBagikan Berita Ini
0 Response to "Korea Utara dan AS Saling Kecam di Jenewa"
Posting Komentar