INILAHCOM, Pretoria - Lelang online cula badak digelar di Afrika Selatan pada Senin (21/8/2017) setelah pengadilan memberikan izin. Aktivitas tersebut langsung menuai kemarahan kalangan pecinta satwa.
Otoritas Afrika Selatan melarang lelang yang akan berlangsung selama tiga hari itu karena mereka khawatir acara tersebut akan menghambat upaya global dalam menghentikan perdagangan cula.
Namun, Pengadilan Tinggi Pretoria, Minggu (20/8/2017), mengeluarkan putusan yang berpihak kepada penyelenggara lelang John Hume, yang merupakan pemilik peternakan badak terbesar di dunia.
Kuasa hukum Hume mengungkapkan bahwa izin sudah disetujui, tetapi tidak dikeluarkan oleh otoritas Afrika Selatan, yang mencabut larangan perdagangan cula badak nasional tiga bulan lalu.
Keputusan yang dikeluarkan pada April silam tersebut tidak berdampak besar di luar Afrika Selatan karena larangan perdagangan cula internasional masih berlaku.
Para peternak berdalih perdagangan secara terbuka merupakan satu-satunya cara untuk menghentikan pembantaian badak oleh para pemburu.
"Kami kalah dalam kasus ini. Kami harus memberikan izin yang sudah dikeluarkan," kata Moses Rannditsheni, juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup Afrika Selatan.
Hume telah menimbun enam ton cula badak dan ingin menjual 500 kilogram atau 264 cula.
"Kami gembira, saya berharap pemerintah mengetahui bahwa mereka tidak adil pada kami. Hakim menyatakan kekecewaannya atas tindakan menteri dan departemen," ujar Hume.
Cula badak sangat berharga, diperkirakan mencapai US$60.000 (sekitar Rp8 miliar) per kilogram di pasar gelap atau lebih mahal dari harga emas.
Afrika Selatan adalah rumah bagi sekitar 20.000 badak, yang merupakan 80 persen dari populasi badak di seluruh dunia, namun dalam beberapa tahun terakhir menurun karena pembantaian oleh pemburu.
Hume dan beberapa juru kampanye lainnya mengatakan bahwa perburuan liar hanya dapat dihentikan dengan memenuhi permintaan besar dari Asia melalui 'panen' cula secara sah dari badak yang menjalani anestesi.
Namun, aktivis hak binatang mengatakan bahwa penjualan cula badak secara legal hanya akan membuat perburuan liar.
Cula badak yang terdiri dari keratin, komponen yang sama seperti pada kuku manusia, dijual dalam bentuk bubuk sebagai obat untuk kanker dan penyakit lainnya di Vietnam dan China.
Tidak ada harga pembukaan yang ditetapkan karena menurut pihak rumah lelang, ini merupakan pelelangan cula badak pertama.
Afrika Selatan memiliki lebih dari 300 peternak badak swasta yang mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan lebih dari dua miliar rand atau sekitar US$150 juta untuk melindungi ternak mereka selama sembilan tahun terakhir, demikian lansir AFP.
Baca Kelanjutan Afrika Selatan Gelar Lelang Online Cula Badak : http://ini.la/2399416Bagikan Berita Ini
0 Response to "Afrika Selatan Gelar Lelang Online Cula Badak"
Posting Komentar