INILAHCOM, Havana - Serangan berupa bunyi-bunyi ultrasonic tampaknya telah menyerang sedikitnya 16 staf Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana, Kuba.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan para staf kedutaan itu menderita masalah kesehatan setelah kemungkinan serangkaian serangan bunyi-bunyian.
Beberapa staf yang sudah meninggalkan Kuba untuk menjalani pengobatan di AS mengaku kehilangan pendengaran dalam jangka panjang awal tahun ini.
Juru bicara Deplu AS, Heather Nauert, mengatakan bahwa serangan bunyi-bunyian itu tampaknya sudah berhenti.
Hilangnya pendengaran para diplomat itu, seperti dilaporkan kantor berita Associated Press, bisa jadi berkaitan dengan peralatan ultrasonik yang menghasilkan gelombang suara yang tidak bisa didengar namun bisa membuat orang menjadi tuli.
"Kami mengukuhkan sedikitnya 16 karyawan pemerintah AS, anggota dari komunitas kedutaan besar, mengalami gejala seperti itu," kata Nauert seperti dilansir BBC.
"Kami menangani situasinya dengan amat serius."
Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyebut insiden itu sebagai serangan kesehatan atas staf negara.
Staf Kedubes AS dan setidaknya seorang staf Kedubes Kanada mulai menyadari gejala itu pada akhir tahun lalu.
Pemerintah Kuba membantah terlibat dalam kemungkinan serangan tersebut dan melakukan penyelidikan sendiri. Para pengamat menduga negara ketiga yang bermusuhan dengan AS yang mungkin melakukannya.
Washington sudah mengusir dua diplomat Kuba dari AS sebagai tanggapan atas insiden ini.
AS dan Kuba menjalin kembali hubungan diplomatik pada tahun 2015, setelah masa permusuhan selama 50 tahun.
Baca Kelanjutan Suara Ultrasonik Serang Staf Kedubes AS di Kuba : http://ini.la/2400280Bagikan Berita Ini
0 Response to "Suara Ultrasonik Serang Staf Kedubes AS di Kuba"
Posting Komentar