INILAHCOM, Jakarta--Hubungan AS dan Turki belakangan semakin memanas terkait penahanan seorang pendeta AS, Andrew Brunson. AS ngotot agar Brunson dibebaskan, tapi Turki menolak keras.
Gara-gara penahanan Brunson inilah para pejabat kedua negara itu saling "perang" mulut, bahkan sampai mengeluarkan ancaman. Hari Kamis (2/8/2018) VOA melaporkan, Departemen Keuangan AS berencana mengenakan sanksi terhadap Menteri Kehakiman Turki, Abdulhamit Gul dan Menteri Dalam Negeri, Suleyman Soylu.
Sanksi itu berupa pembekuan aset-aset AS yang dimiliki oleh kedua pejabat pemerintah Turki itu dan melarang warga AS melakukan transaksi keuangan dengan mereka.
Gul dan Soylu dianggap memainkan peran utama dalam organisasi yang bertanggung jawab atas penangkapan dan penahanan Pastor Andrew Brunson, yang telah ditahan selama 21 bulan atas tuduhan terorisme.
"Penahanan yang tidak adil terhadap Pendeta Brunson dan penuntutan terus menerus oleh para pejabat Turki tidak dapat diterima. Presiden Trump telah sangat jelas menyatakan, Amerika berharap Turki membebaskannya segera," kata Menteri Keuangan, Steven Mnuchin.
Sebaliknya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, seperti dikutip dari BBC, menuduh Washington memperlihatkan "sifat penginjil, Zionis" terkait dengan pemenjaraan seorang pastor Brunson.
Erdogan mengatakan Turki menolak diancam ataupun mengkompromikan kemandirian lembaga peradilannya.
Brunson sudah ditahan di Turki selama hampir dua tahun atas dugaan melakukan tindak terorisme. Saat ditangkap, dia menjadi salah satu dari 50.000 orang yang dituduh terlibat dalam upaya kudeta.
Brunson yang menjalankan gereja Protestan di Izmir, dituduh mendukung kudeta yang digagalkan pada tahun 2016 dan pemberontak Kurdi. Dia telah menyangkal berbagai tuduhan tersebut. [voa/bbc/lat]
Baca Kelanjutan Penahanan Pendeta, AS-Turki Semakin Panas : https://ift.tt/2OCCzLSBagikan Berita Ini
0 Response to "Penahanan Pendeta, AS-Turki Semakin Panas"
Posting Komentar