INILAHCOM, Canberra--Krisis politik terkini Australia memuncak dengan Partai Liberal yang berkuasa menonaktifkan parlemen, setelah PM Malcolm Turnbull kehilangan dukungan salah satu anggota penting kebinetnya. Dengan demikian, ini membuka jalan pemungutan suara kedua yang menantang kepemimpinannya di partai.
Turnbull mengatakan kepada wartawan di Canberra bahwa ia akan mengadakan rapat partai, Jumat (24/8/2018) besok, jika ia menerima petisi yang ditandatangani sedikitnya 43 anggota parlemen Partai Liberal. Namun ia mengatakan tidak akan mencantumkan namanya untuk dipertimbangkan seandainya mereka menuntut pemungutan suara kedua. Turnbull bahkan mengancam akan mundur dari parlemen terkait persoalan itu.
Turnbull berhasil mempertahankan posisinya sebagai Ketua Partai Liberal yang konservatif. Lewat pemungutan suara partai, Selasa (21/8/2018), ia berhasil mengalahkan Menteri Dalam Negeri Peter Dutton yang menantang kepemimpinannya dengan perbandingan suara 48 lawan 35. Turnbull mengadakan pemungutan suara itu sehari setelah ia menghadapi pemberontakan di kalangan konservatif garis keras di partainya yang memaksanya meninggalkan rencana untuk melegalisasi target emisi gas rumah kaca Australia.
Hari Kamis (23/8/2018), Menteri Keuangan Mathias Cormann mengumumkan bahwa ia dan dua menteri senior lainnya mengatakan kepada Turnbull bahwa Turnbull telah kehilangan dukungan mayoritas anggota partai konservatif itu, dan pemungutan suara kedua partai yang menantang kepemimpinannya harus diselenggarakan. [voa/lat]
Baca Kelanjutan Krisis Politik, PM Australia Ancam Mundur : https://ift.tt/2MKCh7yBagikan Berita Ini
0 Response to "Krisis Politik, PM Australia Ancam Mundur"
Posting Komentar