INILAHCOM, Dublin--Korban-korban skandal pelecehan seksual oleh imam Gereja Katolik mengimbau Paus Fransiskus agar bersikap tegas terhadap imam yang menjadi pelaku predator seks selama lawatannya ke Irlandia.
Paus hari Sabtu (25/8/2018) ini memulai kunjungan kepausan pertama dalam hampir 40 tahun ke Irlandia.
Negara itu berubah banyak sejak Paus Johanes Paulus II melawat ke sana pada 1989, dan telah menjadi jauh lebih sekuler menyusul skandal-skandal pelecehan seksual oleh imam yang mulai dibongkar pada 2005.
Paus Fransiskus berkunjung saat krisis pelecehan seksual muncul di Amerika Serikat, Chili, dan Australia, dan peristiwa-peristiwa ini telah mengingatkan rakyat Irlandia akan skandal yang mirip dan dilakukan oleh imam dan uskup Irlandia.
Banyak korban pelecehan, keluarga dan pendukung mereka, menyerukan kepada Paus agar mengambil lebih banyak tindakan dan tidak sekedar bertemu secara privat dengan korban yang diseleksi terlebih dahulu.
Pemrotes akan berkumpul di Dublin sementara Paus memimpin Misa pada Minggu, dan mereka merencanakan untuk mendesak Paus agar mengambil tindakan konkret terhadap pelecehan seks.
Salah seorang korban pelecehan seks Irlandia yang terkemuka, Marie Collins, memberitahu sebuah konferensi yang disponsori Vatikan pada Jumat (24/8/2018) bahwa Gereja Katolik harus memberlakukan mekanisme yang kuat guna menuntut tanggung jawab dari imam yang melakukan pelecehan.
"Siapa saja di Vatikan yang menghalangi upaya perlindungan untuk anak-anak harus dituntut pertanggung-jawabannya pula," kata Collins, seorang mantan anggota dewan penasihat pelecehan yang dibentuk oleh Paus Fransiskus.
Vatikan telah mengumumkan, Paus Fransiskus akan bertemu dengan korban-korban dari pelecehan seksual oleh imam, dan katanya, dia juga akan berkunjung ke Katedral St. Mary di Dublin untuk mendoakan para korban. [voa/lat]
Baca Kelanjutan Paus Diimbau Tindak Pelecehan Seks di Gereja : https://ift.tt/2NgAEeLBagikan Berita Ini
0 Response to "Paus Diimbau Tindak Pelecehan Seks di Gereja"
Posting Komentar