INILAHCOM, Kabul--Para pejabat di Kementerian Urusan Haji Afghanistan meminta supaya masjid di seluruh pelosok negeri dijaga oleh aparat keamanan bersenjata menyusul serangkaian serangan terhadap ulama. Demikian BBC, Selasa (28/5/2019).
Pada hari Senin (27/5/2019), bom meledak di atas bus mini yang membawa para pegawai Kementerian Agama di Kabul yang menyebabkan setidaknya sepuluh orang luka-luka. Satu laporan menyebutkan seorang di antaranya dalam keadaan kritis.
Sehari sebelumnya, ulama bernama Shabir Ahmad Kamawi, tewas ditembak.
Pada Jumat pekan lalu, Samiullah Raihan, ulama terkemuka yang dikenal menentang bom bunuh diri, tewas terkena ledakan bom di kompleks masjid.
Polisi di Kabul mengatakan selain Raihan tiga jemaah tewas sementara sedikitnya 16 orang mengalami luka-luka.
Serangan terhadap ulama terjadi ketika kelompok perlawanan Taliban dan milisi kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) mempergencar aksi mereka baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.
Wakil Khusus PBB untuk Afghanistan, Tadamichi Yamamoto, mengatakan serangan yang sengaja diarahkan ke warga sipil bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang.
Serangan terhadap masjid, terutama di bulan Ramadan, kata Yamamoto, adalah kejam dan mengerikan.
Ia menyebut konflik di Afghanistan makin intensif dan warga sipil menjadi pihak yang mengalami dampak terbesar.
Ia mendesak semua pihak untuk meningkatkan perlindungan bagi warga sipil.
Para pengamat mengatakan ulama-ulama yang secara terbuka menentang bom bunuh diri dan serangan bersenjata menjadi sasaran serangan kelompok-kelompok militan di Afghanistan.
Editor Asia Selatan BBC, Jill McGivering, mengatakan insiden-insiden ini mengingatkan bahwa, dari sisi keamanan, Afghanistan masih rawan dan bahwa ulama memiliki pengaruh yang besar di ruang publik. [bbc/lat]
Baca Kelanjutan Ulama di Afghanistan Target Dibunuh : http://bit.ly/2ENyLnNBagikan Berita Ini
0 Response to "Ulama di Afghanistan Target Dibunuh"
Posting Komentar