INILAHCOM, Beijing--Partai Komunis China yang berkuasa mengambil pendekatan lebih agresif, dan memproyeksikan stabilitas dan memicu sentimen nasional.
"Kalau Anda mau berunding, pintu terbuka," kata presenter Kang Hui di CCTV, seperti dilaporkan VOA, Kamis (16/5/2019). "Kalau Anda mau perang dagang, kami akan bertempur sampai akhir."
"Setelah 5.000 tahun diterpa angin dan hujan, apa yang belum dihadapi negara China?" kata Kang.
Monolog keras ini menyusul tanggapan resmi yang hati-hati setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan menaikkan tarif atas impor China bernilai US$200 miliar.
Setelah perundingan di Washington berakhir tanpa dicapai persetujuan, China pada Senin (13/5/2019), membalas dengan mengenakan tarif lebih tinggi atas produk AS senilai US$60 miliar. Kemudian muncul nada keras dari pemerintah China ini.
"Dalam satu malam, kami saksikan media resmi, di harian dan TV, semua menayangkan berita tentang Amerika sebagai mitra perundingan bermasalah," demikian kata Jake Parker dari USChina Business Council.
Presiden Xi Jin-ping, pemimpin yang paling kuat selama puluhan tahun, telah menjadikan kebijakan luar negeri China lebih aktif, sementara memupuk pertumbuhan sikap nasionalisme.
Weibo, platform media sosial mirip Twitter, yang biasanya menyensor diskursus politik, telah memuat berita terkait tarif ini sejak Senin. Kalau biasanya platform ini dimuat dengan berita selebriti, kini monolog Kang Hui dan "saham Amerika anjlok" menjadi tajuk.
Pengguna internet berbagi meme patriotik yang mengungkapkan keyakinan dengan kehandalan ekonomi China dan rasa tidak senang pada AS. Komentar seperti ini seperti di masa lalu ketika AS dan China masih bermusuhan. [voa/lat]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "China Suarakan Nasionalisme Isu Perang Dagang"
Posting Komentar