Search

Presiden Trump Terancam Jatuh

INILAHCOM, Washington DC--Semakin banyak tokoh Partai Demokrat di Kongres menyerukan dilangsungkannya proses pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump setelah Trump kembali melakukan aksi menentang Kongres dengan menghalangi mantan pengacara Gedung Putih-nya memberikan kesaksian.

Dipicu ketidakhadiran mantan penasehat Gedung Putih Don McGahn di Komisi Hukum DPR, mereka mendorong Ketua DPR Nancy Pelosi dan para pemimpin lainnya untuk bertindak. Mereka tidak sabar dengan sikap Pelosi yang lebih memilih pendekatan metodikal, termasuk menggelar kasus di pengadilan.

Pelosi, Rabu (22/5/2019) memanggil sebagian kecil legislator Partai Demokrat untuk menghadiri pertemuan para penyelidik untuk mengevaluasi strateginya.

Sejumlah pemimpin Partai Demokrat mengisyaratkan, langkah menuju pemakzulan kemungkinan tak bisa dihindari.

Robert Mueller sedang menyelidiki peran Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016, apakah kampanye Trump berkonspirasi dengan Moskow dan apakah Trump telah secara tidak sah berupaya menghalangi penyelidikan.

Penyelidikan terpisah sedang berlangsung di Kongres, yang juga telah mengadakan sidang terhadap mantan pengacara pribadi Trump, Michael Cohen, yang menuduh presiden melakukan berbagai kesalahan. Donald Trump berulang kali membantah tudingan tersebut.

Saat ini Demokrat mengendalikan DPR yang beranggotakan 435 orang, sementara rekan-rekan Trump dari Partai Republik menguasai Senat yang beranggota 100 orang.

DPR bertindak sebagai penuduh, memberikan suara apakah akan mengajukan dakwaan khusus. Kemudian Senat menggelar persidangan dengan anggota DPR yang bertindak sebagai jaksa penuntut dan masing-masing senator bertindak sebagai juri.

Suara mayoritas sederhana diperlukan di DPR untuk memakzulkan. Mayoritas dua pertiga diperlukan di Senat untuk menghukum atau menghapus dakwaan. [voa/lat]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Presiden Trump Terancam Jatuh : http://bit.ly/2HJtLB7

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Presiden Trump Terancam Jatuh"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.