INILAHCOM, Oldenburg--Seorang mantan perawat di Jerman akhirnya mengakui bahwa ia telah membunuh 100 pasien. Dengan pengakuan ini membuat pria tersebut menjadi salah satu pembunuh berantai paling produktif di dunia.
Para penyidik mengungkapkan, Niels Hgel memberikan dosis obat mematikan kepada orang-orang yang dirawatnya--yang menyebabkan jantung berhenti--di dua rumah sakit di Jerman utara.
Motifnya, menurut para jaksa, seperti dilaporkan BBC, Kamis (01/11/2018), adalah untuk membuat rekan-rekannya terkesan dengan upayanya menyadarkan kembali pasien-pasien itu. Namun ternyata mereka tak bangun lagi.
Sebelumnya, Hgel, 41 tahun, sudah menjalani hukuman seumur hidup untuk terkait pembunuhan terhadap enam orang pasien di rumah sakit tempat ia bekerja.
Namun di persidangan ini ia mengakui telah pula membunuh 36 pasien di Oldenburg dan 64 pasien di dekat Delmenhorst antara tahun 1999 dan 2005.
Saat ditanya oleh hakim di pengadilan Oldenburg apakah tuduhan terhadapnya itu benar, pria berumur 41 tahun itu mengaku 'kurang lebih' benar semuanya.
Diawali dengan mengheningkan cipta selama satu menit untuk menghormati para korban, sidang diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Mei 2019 nanti.
Persidangan ini digelar setelah pihak berwenang melakukan tes toksikologi selama bertahun-tahun dengan menggali 130 jenazah korban pembantaian.
Para penyidik mengatakan pelaku mungkin telah membunuh lebih dari jumlah yang disebutkan, tetapi korban-korban itu telah dikremasi.
Christian Marbach, salah seorang juru bicara untuk kerabat para korban, mengatakan peristiwa itu adalah skandal mantan perawat yang diizinkan untuk membunuh dengan impunitas selama bertahun-tahun tanpa ada tindakan dari pihak terkait.
"Kami berjuang selama empat tahun agar bisa dilakukan persidangan dan mengharapkan Hgel dijatuhi hukuman atas kasus 100 pembunuhan lainnya," kata Marbach, yang kakeknya dibunuh oleh Hgel.
"Saya berharap ia akan dinyatakan bersalah atas setiap perbuatannya, supaya para keluarga korban akhirnya menemukan kepastian," kata Petra Klein, yang mengorganisir sebuah kelompok untuk membantu para keluarga korban.
Para kerabat korban diperkirakan akan memenuhi pengadilan, namun para wartawan yang berada di ruang sidang melihat banyak kursi-kursi yang masih kosong.
Hgel pertama kali tertangkap pada tahun 2005 saat menyuntikkan obat yang tidak diresepkan kepada seorang pasien di Delmenhorst. Pada tahun 2008 ia dipenjara selama tujuh tahun terkait percobaan pembunuhan.
Pada tahun 2014 hingga 2015, dalam persidangan kedua ia dinyatakan bersalah atas dua pembunuhan dan dua percobaan pembunuhan dan ia diganjar hukuman maksimum.
Ia mengatakan "sepenuhnya meminta maaf" dan berharap keluarga korban akan menemukan kedamaian. Ia menuturkan keputusan untuk melakukan kejahatannya itu 'relatif spontan'.
Namun, selama persidangan ia mengaku kepada seorang psikiater bahwa ia telah membunuh hingga 30 orang.
Para penyidik kemudian mengembangkan penyelidikan, mereka menggali kubur 130 mantan pasien dan mencari bukti obat yang dapat memicu serangan jantung. Mereka juga meneliti catatan di rumah sakit tempat ia bekerja.
Catatan yang ada di rumah sakit Oldenburg menunjukkan tingkat kematian dan resusitasi naik dua kali lipat saat giliran Hgel berjaga, lapor media Jerman. [bbc/lat]
Baca Kelanjutan Mantan Perawat Ngaku Bunuh 100 Pasien : https://ift.tt/2Q9ZGxCBagikan Berita Ini
0 Response to "Mantan Perawat Ngaku Bunuh 100 Pasien"
Posting Komentar