INILAHCOM, Jakarta--Provinsi Idlib yang terletak di Suriah bagian barat laut hari-hari ini sungguh mencekam. Kelompok-kelompok pemberontak melakukan konsolidasi posisi mereka masing-masing mengantisipasi operasi militer yang akan dilakukan pasukan Pemerintah Suriah, Rusia, dan Iran.
Saat ini, pasukan Pemerintah Suriah sudah mengepung Idlib, terutama di Al-Ghab, yang sebelumnya merupakan wilayah pertanian utama. Di Idlib berkumpul beberapa kelompok pemberontak, yang didominasi oleh Hayat Tahrir al-Sham, bentukan bekas cabang al Qaedah di Suriah, Front al-Nusra. Kelompok ini bermusuhan dengan kelompok NFL yang didukung Turki.
"Komando Suriah memutuskan untuk mengalahkan Fron al-Nusra di Idlib dengan sekuat tenaga," ujar Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem.
Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengemukakan serangan pasukan Pemerintah Suriah dengan dukungan Rusia dan Iran terhadap Provinsi Idlib bisa berakhir dengan pembantaian.
Surat kabar Turki, Hurriyet Daily mengutip Erdogan, seperti dilaporkan VOA, Kamis (6/9/2018) melukiskan situasi di Idlib sangat genting dan kalau dihujani dengan misil bisa menjadi pembantaian masal.
Turki, Iran, dan Rusia hari Jumat (7/9/2018) akan mengadakan pembicaraan di Teheran yang diduga didominasi nasib Idlib. Turki mendukung salah satu kelompok pemberontak, Front Pembebasan Nasional (NFL), sebaliknya Rusia dan Iran mendukung pemerintahan Assad.
Turki yang memiliki perbatasan dengan Idlib telah mengerahkan tentara di wilayah itu dan menentang serangan besar-besaran yang bisa memicu pengungsian dalam jumlah besar ke negaranya.
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura hari Selasa berseru kepada para pemimpin Rusia dan Turki agar segera membicarakan cara-cara menghindari serangan yang diperkirakan dimulai penuh sekitar tanggal 10 September.
Gedung Putih sudah memperingatkan Presiden Assad jangan menggunakan senjata kimia dalam menyerang Idlib, daerah kantong terakhir yang masih dikuasai pemberontak di Suriah. Pemerintahan Assad mengatakan provinsi itu harus dibersihkan dari kelompok teroris seperti Fron Nusra.
Sekretaris Pers Gedung Putih mengeluarkan pernyataan bahwa AS akan merespons dengan cepat dan tepat jika Suriah menggunakan senjata kimia lagi. Tahun lalu Presiden Donald Trump memerintahkan serangan udara terhadap satu pangkalan militer Suriah setelah pasukan Suriah menggunakan senjata kimia terhadap penduduk sipil.
Serangan pasukan Pemerintah Suriah, Rusia, dan Iran ke Idlib bisa menjadi pertempuran besar terakhir dalam perang saudara yang melanda Suriah sejak 2011. [lat]
Baca Kelanjutan Idlib, Suriah Bakal Jadi Ladang Pembataian : https://ift.tt/2wIVBZBBagikan Berita Ini
0 Response to "Idlib, Suriah Bakal Jadi Ladang Pembataian"
Posting Komentar