INILAHCOM, Ankara - Puluhan ribu ilmuwan dan cendekiawan ramai-ramai meninggalkan Turki dan mengajukan suaka politik di luar negeri.
NPR.org mengabarkan Kamis (4/1/2018), meski jumlahnya belum tercatat secara resmi, namun sedikitnya 100 ribu pegawai pemerintah Turki, kehilangan jabatannya. Setelah aksi kudeta gagal tahun 2016, Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan memecat mereka yang dituduh terlibat kudeta. Termasuk para profesor dan tentara. "Anda tengah menyaksikan langkah-langkah eksodus yang dilakukan mereka yang beroposisi dengan Pemerintah Turki," kata Mark Lowen, koresponden BBC Turki.
Departemen Dalam Negeri Inggris mencatat sedikitnya 17 ribu warga Turki pindah ke Inggris dalam lima tahun terakhir. Dalam periode yang sama, 7 ribu warga Turki tiba di Jerman, bunyi penjelasan kantor statistik Jerman. Sementara itu, menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis, 5 ribu warga Turki juga pindah ke Prancis. Lain lagi yang terjadi di Yunani, 430 orang kaya asal Turki diberi Golden Visa di Yunani, karena membeli properti di negara itu. Jumlah ini akan membengkak.
"Banyak di antara masih bersembunyi di Turki, dan tidak mau ambil resiko dengan minta pertolongan ke Yunani," tutur Antonis Spathis, salah satu pengacara HAM di Thessaloniki. "Beberapa di antaranya datang ke Yunani agar dapat meneruskan perjalanan ke negara-negara Eropa lainnya. Tapi cara ini sudah tertutup," sambung Antonis.
Sementara itu, banyak juga warga Turki yang memanfaatkan Golden Visa di Spanyol dan Portugal. Lebih dari 45 ribu warga Turki berdarah Yahudi meminta suaka politik ke kedua negara tersebut.
Baca Kelanjutan Eksodus Cendekiawan Turki ke Eropa Makin Bertambah : http://ift.tt/2E83AR6Bagikan Berita Ini
0 Response to "Eksodus Cendekiawan Turki ke Eropa Makin Bertambah"
Posting Komentar