Search

Tegang dengan AS, Iran Dikunjungi PM Jepang

INILAHCOM, Teheran--Di tengah ketegangan dengan AS, Iran bersiap menyambut kedatangan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke Teheran-- kunjungan pertama seorang pemimpin Jepang ke Iran sejak revolusi tahun 1979.

VOA melaporkan hari Senin (10/6/2019), Shinzo Abe akan tiba hari Rabu (12/6/2019) setelah sebelumnya melangsungkan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump. AS telah kembali memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Iran guna mendesak negara itu kembali ke meja perundingan pasca mundurnya AS dari perjanjian nuklir tahun 2015.

Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas juga akan melawat ke Iran minggu ini.

Belum jelas apa yang akan dicapai Abe dalam kunjungan ini, sementara Iran telah mengingatkan Eropa bahwa pihaknya akan memulai program pengayaan uranium lebih intensif selambat-lambatnya pada 7 Juli jika tidak ada persyaratan baru dalam perjanjian nuklirnya.

Abe, yang sangat tergantung pada minyak mentah Timur Tengah untuk menggerakkan perekonomiannya, sudah mengakui tantangan itu. "Antara Jepang dan Amerika, sedianya ada kerjasama erat sehingga ketegangan terkait Iran dapat dimitigasi dan dihindarkan, dan tidak menjadi konflik bersenjata," ujar Abe dalam konferensi pers bersama Trump, Mei lalu, di Tokyo.

Krisis yang telah membuat AS mengirim kapal induk dan pesawat pembom B52 ke kawasan itu, berawal dari keputusan Trump tahun lalu untuk menarik AS dari perjanjian nuklir dengan Iran. Sebelumnya perjanjian itu membuat Iran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi.

Trump menilai perjanjian itu tidak membatasi program rudal balistik Iran atau membawa pengaruh positif ke Timur Tengah.

Sementara mereka yang mencapai perjanjian dengan Iran tahun 2015 menggambarkan hal itu sebagai langkah awal menuju perundingan lebih lanjut. [voa/lat]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Tegang dengan AS, Iran Dikunjungi PM Jepang : http://bit.ly/2IwL1tF

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tegang dengan AS, Iran Dikunjungi PM Jepang"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.