INILAHCOM, Kolombo--Gereja Katolik Srilanka yang dibom saat hari Paskah 21 April lalu, telah dibuka kembali dengan doa bagi pemimpin nasional untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 258 orang.
Berbicara di gereja St. Anthony yang baru dipugar di Kolombo, kepala umat Katolik Roma di Sri Lanka mengatakan, ada keraguan apakah negara pulau itu dapat mengatasi krisis setelah pemboman bunuh diri terpadu pada 21 April.
"Apa yang kita butuhkan adalah kepemimpinan yang akan bekerja untuk negara daripada untuk kepentingan diri mereka sendiri. Seorang pemimpin yang tidak akan melindungi mereka yang bersalah. Seorang pemimpin yang tidak takut untuk menghukum orang yang bersalah," kata Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm Ranjith, seperti dikutip dari laporan VOA, Kamis (13/6/2019).
Pernyataan itu disampaikan ketika Presiden Maithripala Sirisena menghadapi kritik serius bahwa dia, sebagai Menteri Pertahanan, Hukum dan Ketertiban, gagal bertindak atas peringatan sebelumnya tentang serangan-serangan Paskah.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe secara terbuka telah meminta maaf atas kekeliruan keamanan yang memungkinkan pelaku bom bunuh diri melancarkan serangan tanpa hambatan. [voa/lat]
Baca Kelanjutan Gereja Katolik Srilanka Kembali Dibuka : http://bit.ly/2IGYrmUBagikan Berita Ini
0 Response to "Gereja Katolik Srilanka Kembali Dibuka"
Posting Komentar