Search

Sanksi Baru AS ke Ayatollah Khamenei

INILAHCOM, Washington DC--Pemerintah AS menarget sanksi terhadap otoritas tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, dan menuduhnya sebagai penyebab perilaku bermusuhan rezim itu.

Tetapi beberapa pengamat mempertanyakan keefektifan sanksi tersebut, mengingat tidak mungkin Khamenei akan menggunakan wahana keuangan di bawah yurisdiksi AS. Demikian laporan VOA, Rabu (26/6/2019).

"Sanksi yang diterapkan melalui perintah eksekutif yang akan saya tandatangani ini, akan menutup akses untuk Pemimpin Tertinggi dan Kantor Pemimpin Tertinggi serta mereka yang berafiliasi erat dengannya dan kantornya, ke sumber keuangan utama dan dukungan," tandas Presiden AS Donald Trump.

Trump memerintahkan putaran sanksi baru hari Senin (24/6/2019) menyusul laporan akhir pekan bahwa AS meluncurkan serangan cyber pada komputer yang digunakan oleh intelijen Iran. Teheran menyebut serangan itu sebagai pelanggaran hukum internasional, dan mencemoohkan putaran sanksi terbaru ini.

Menterti Keuangan AS, Steven Mnuchin mengatakan,"Kepada pihak yang mengatakan ini hanya simbolis, hal itu tidak benar. Kami benar-benar telah mengunci puluhan miliar dolar aset Iran. Sanksi ini akan datang bersama dengan entitas tambahan di mana orang menyembunyikan uang. Jadi tidak, sanksi-sanksi ini sangat efektif."

Ekonomi Iran terus diterpa putaran sanksi berulang kali sejak tahun lalu, ketika Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015. Dan, Iran akan dikenai sanksi lebih banyak lagi.

Sementara itu, Menlu AS Mike Pompeo bertemu dengan sekutunya di wilayah tersebut, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, untuk membangun koalisi melawan Iran. Dia mengatakan, AS akan berunding dengan Iran tanpa prasyarat untuk mengakhiri ketegangan yang meningkat.

Para pejabat Iran telah mengisyaratkan kesediaan mereka untuk berunding, jika AS akan mencabut sanksi-sanksinya. [voa/lat]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Sanksi Baru AS ke Ayatollah Khamenei : https://ift.tt/2ZN9sKi

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sanksi Baru AS ke Ayatollah Khamenei"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.