INILAHCOM, Jakarta--Ribuan anak dari seluruh dunia yang terjebak di Suriah menghadapi masa depan yang tidak pasti dan berbahaya, demikian diperingatkan sebuah organisasi kemanusiaan.
Save the Children menemukan lebih 2.500 anak-anak dari 30 negara di tiga kamp saja.
Mereka dipisahkan dari penghuni kamp lainnya, di daerah terpisah dengan perempuan asing yng diduga mantan anggota kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).
Peringatan dikeluarkan sementara perdebatan tentang langkah yang perlu diambil terhadap mereka terus berlanjut.
Masalah ini mengemuka setelah sejumlah perempuan mengatakan mereka menyesalkan tindakan mereka dan ingin kembali ke negara asalnya, termasuk ke Inggris, Amerika Serikat dan Prancis, agar mereka dapat membesarkan anak dengan damai.
Sebagai jawabannya, Inggris dan AS melarang dua ibu untuk kembali.
Tetapi apa artinya bagi anak-anak mereka dan ribuan lainnya - sebagian baru berumur beberapa hari - yang terjebak dalam perang internasional?
Bagi kebanyakan dari mereka, jawabannya sebenarnya sudah jelas.
"Ada tanggung jawab moral bagi setiap negara untuk menerima anak-anak ini," kata Usama Hasan, kepala kajian Islam di lembaga Quilliam International.
Tidak diketahui secara jelas jumlah anak-anak itu.
Menurut laporan tahun 2018 dari International Centre for the Study of Radicalisation (ICSR), paling tidak terdapat 3.704 anak kelahiran asing yang dibawa orang tua atau pengasuh mereka ke daerah ISIS, termasuk 640 dari Prancis, 350 orang dari Rusia dan hampir 400 dari Maroko.
Ratusan anak-anak ini diketahui telah kembali ke negara asalnya.
Yang lainnya kemungkinan meninggal di wilayah ISIS.
Tetapi seperti yang terungkap dari kasus remaja Shamima Begum dari Inggris dan perempuan AS, Hoda Muthana, kebanyakan perempuan dan pria yang mendatangi Suriah dan Irak juga melahirkan anak sejak kedatangan mereka.
ICSR mengatakan pada bulan Juli pihaknya memastikan kelahiran 730 anak dari 19 negara. Meskipun demikian, sejumlah laporan yang tidak diverifikasi menyebutkan angkanya adalah 5.000 anak.
Sulit mengatakan tepatnya lokasi mereka. Pertama karena mereka paling tidak berada di dua negara: Suriah dan Irak.
Keadaan kamp di Suriah bagian utara terutama sangat buruk, kata Save the Children.
Karena anak-anak ini diasingkan bersama-sama dengan orang-orang yang diduga mantan anggota ISIS, mereka sering kali tidak mendapatkan makanan dan perawatan kesehatan yang diperlukan.
Tetapi lebih dari itu, sejumlah laporan dari dalam kamp menyampaikan gambaran suram intimidasi dan ketakutan. [bbc/lat]
Baca Kelanjutan Ribuan Anak Eks ISIS dalam Bahaya : https://ift.tt/2tAYiueBagikan Berita Ini
0 Response to "Ribuan Anak Eks ISIS dalam Bahaya"
Posting Komentar