Search

Bos Huawei: AS Tidak Bisa Hancurkan Kami

INILAHCOM, Jakarta--Pendiri Huawei, Ren Zhengfei menegaskan "Amerika Serikat tidak bisa menghancurkan" perusahaan yang dibangunnya.

Dalam wawancara eksklusif dengan BBC, yang dipublikasikan BBC Indonesia, Selasa (19/2/2019), Ren menuduh penangkapan putrinya, Meng Wanzhou, yang merupakan direktur keuangan Huawei, bermotif politik.

Perempuan tersebut disasar Amerika Serikat (AS) atas berbagai tuduhan pidana, termasuk pencucian uang, penipuan bank, dan pencurian rahasia dagang.

Meng dan pihak manajemen Huawei sudah membantah tuduhan itu.

Dalam wawancara pertamanya yang ditayangkan secara internasional sejak putrinya ditahan, Ren menepis tekanan AS.

"Amerika Serikat tidak bisa menghancurkan kami," ujarnya.

"Dunia tidak bisa meninggalkan kami karena kami lebih maju. Kalaupun mereka membujuk negara-negara lain untuk sementara tidak menggunakan kami, kami bisa sedikit memperlambat laju," sambungnya.

Bagaimanapun, dia mengakui potensi yang ditimbulkan dari tekanan AS.

"Kalaupun mereka membujuk lebih banyak negara untuk sementara tidak menggunakan kami, kami selalu bisa mengecilkan ukuran dan menjadi lebih kecil."

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, memperingatkan sekutu-sekutu AS untuk tidak memakai teknologi Huawei, disertai ancaman bahwa akan sulit bagi Washington untuk "bermitra berdampingan dengan mereka".

Australia, Selandia Baru, dan AS telah melarang atau memblokir Huawei sehingga perusahaan itu tidak bisa memasok peranti atau jaringan seluler 5G. Adapun Kanada tengah meninjau dugaan ancaman keamaan yang ditimbulkan produk-produk Huawei.

Ren mengomentari langkah negara-negara tersebut dengan kalimat puitis. "Jika lampu mati di Barat, Timur akan tetap benderang. Dan jika Utara gelap, masih ada Selatan. Amerika tidak sama dengan dunia. Amerika hanya mewakili sebagian dunia."

Meng Wanzhou ditangkap pada 1 Desember 2018 lalu di Vancouver, Kanada, atas permintaan AS.

Pengadilan setempat memutuskan dia tidak perlu mendekam di dalam penjara setelah membayar uang jaminan sebesar C$ 10 juta (Rp107 miliar) oleh pengadilan setempat.

Namun, dia harus mendekam di salah satu rumahnya di Vancouver, Kanada, dalam pengawasan 24 jam sehari dan harus mengenakan gelang kaki elektronik yang memantau keberadaannya.

Secara keseluruhan ada 23 tuduhan yang dilayangkan Departemen Kehakiman AS ke Huawei dan Meng. Namun, secara garis besar terdapat dua gugatan. Gugatan pertama seputar tuduhan bahwa Huawei menutupi keterkaitan bisnis dengan Iran--yang dikenai sanksi perdagangan AS. Adapun gugatan selanjutnya mencakup tuduhan pencurian rahasia dagang.

Ren jelas menentang tuduhan-tuduhan AS. "Pertama, saya keberatan dengan apa yang telah AS lakukan. Tindakan bermotif politik semacam ini tidak bisa diterima. AS gemar memberi sanksi kepada pihak lain. Setiap kali ada masalah, mereka menggunakan metode peperangan semacam itu. Kami keberatan dengan hal ini. Namun, karena kini kami berada pada jalur ini, kami menyerahkan pengadilan menanganinya."

Huawei, yang merupakan perusahaan swasta terbesar China, selama ini disoroti lantaran adanya keterkaitan dengan pemerintah China.

AS dan negara lainnya bahkan khawatir teknologi perusahaan itu bisa digunakan pemerintah China untuk memata-matai.

Berdasarkan hukum China, perusahaan diharuskan "mendukung, bekerja sama, dan berkolaborasi dalam tugas intelijen nasional".

Akan tetapi, Ren mengatakan mengizinkan aksi mata-mata adalah risiko yang tidak mau dia ambil.

"Pemerintah China telah dengan jelas mengatakan tidak akan memasang pintu belakang. Dan, kami juga tidak akan memasang pintu belakang. Kami tidak mau mengambil risiko negara kami dan pelanggan kami di seluruh dunia dipermalukan karena hal seperti ini. Perusahaan kami tidak akan menempuh aksi mata-mata apapun. Jika ada aksi semacam itu, saya akan menutup perusahaan ini," tuturnya. [bbc/lat]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Bos Huawei: AS Tidak Bisa Hancurkan Kami : http://bit.ly/2trT1VN

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bos Huawei: AS Tidak Bisa Hancurkan Kami"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.