Pihak-pihak yang berperang di Yaman menegaskan kesediaan mereka untuk memulai kembali perundingan yang telah terhenti selama dua tahun. Demikian Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffith, seperti dilaporna Associated Press, Jumat (29/6/2018).
Sementara itu, pertempuran masih berkecamuk di pesisir barat negara itu untuk memperebutkan sebuah kota pelabuhan penting di sana.
Martin Griffiths mengatakan kepada radio PBB, Kamis (28/6/2018) malam, bahwa ia berencana mengajak pemberontak Syiah Yaman, yang dikenal sebagai Houthi, serta pemerintah yang diakui secara internasional dan didukung koalisi pimpinan Arab Saudi, ke meja perundingan paling lambat dalam beberapa pekan lagi.
Ia mengatakan berharap Dewan Keamanan PBB akan mengeluarkan rencana pekan depan dan menyerahkannya kepada pihak-pihak yang berperang di Yaman itu.
Griffiths telah berbicara dengan kedua pihak untuk mencegah pertumpahan darah di Hodeida, yang merupakan jalur pasokan penting bagi rakyat Yaman.
Ia menemui Presiden Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi di Aden, di bagian selatan negara itu, dan juga bertemu ketua tim perunding Houthi
Mohammed Abdul-Salam.
Griffiths mengatakan ia berharap pembicaraan yang lebih banyak lagi dengan pihak Houthi dalam beberapa hari mendatang mengenai dimulainya perundingan.
Griffiths mengaitkan jeda pertempuran Jumat (29/6/2018) "dengan pembahasan-pembahasan yang dilakukan dengan para pihak." [voa/lat]
Baca Kelanjutan Yang Berperang di Yaman Bersedia Berunding : https://ift.tt/2NbGE8NBagikan Berita Ini
0 Response to "Yang Berperang di Yaman Bersedia Berunding"
Posting Komentar