INILAHCOM, Singapura--Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dilaporkan sudah mengundang Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menggelar pertemuan kedua di Pyongyang, Juli ini.
Menurut laporan harian Korea Selatan, Joongang Ilbo--yang mengutip sebuah sumber di Singapura--pertemuan kedua di ibu kota Korea Utara itu bakal berfokus pada penajaman poin denuklirisasi yang dibahas Trum dan Kim pada Selasa (12/6/2018) pagi di Singapura.
Jika pertemuan kedua berlanjut, maka akan dilanjutkan dengan pertemuan selanjutnya yang digelar di Washington, AS, pada Septermber mendatang. Demikian laporan yang dikutip dari BBC, Selasa (12/6/2018).
Banyak yang menduga bahwa Korea Utara tidak akan langsung bersedia menghentikan program senjata nuklirnya walau negara itu amat mengharapkan penghentian sanksi internasional sebagai imbalannya.
Bagaimanapun, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, bersikukuh denuklirisasi menjadi fokus utama pada pertemuan Trump-Kim di Singapura.
"Kami terus berkomitmen pada denuklirisasi utuh, bisa diverifikasi dan kekal di Semenanjung Korea," kata Pompeo melalui akun Twitter, Senin (11/06) pagi, sehari menjelang pertemuan bersejarah tersebut.
Namun, seperti dilaporkan wartawan BBC di Seoul, Laura Bicker, Kim akan memperjuangkan tiga isu dalam KTT di Pulau Sentosa, yaitu keamanan, kehormatan, dan kesejahteraan Korut.
Dalam hal keamanan, Kim dinilai akan menuntut AS untuk menghentikan aktivitas di pangkalan militernya di Korea Selatan.
Selain itu, Kim juga disebut ingin mengembalikan citra negaranya yang selama ini dianggap menutup diri dari dunia internasional dan tak menghargai hak asasi manusia.
Terkait kesejahteraan, sanksi ekonomi internasional yang dijatuhkan kepada Korut telah menghentikan roda perekonomian negara itu, sehingga membaiknya hubungan antara Korea Utara dan AS juga menjadi kabar istimewa bagi masyarakat Korea Utara.
"Untuk Korea Utara sendiri, kalau hubungan kedua negara akan membaik, baik segi ekonomi nasional Korea Ttara maupun untuk masyarakat umum di Korea Utara pasti akan membaik," jelas Profesor Yang Seung Yoon.
Berdasarkan data Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), pendapatan per kapita masyarakat Korea Utara sebesar US$1.800 atau sekitar Rp24,9 juta dalam setahun, yang setara dengan setengah dari pendapatan per kapita masyarakat Indonesia, sebesar US$3.634 atau Rp50,4 juta.
Sementara 'saudara' mereka di Korea Selatan memiliki pendapatan jauh lebih tinggi, sebesar US$24.079 atau Rp334 juta per tahun. [bbc/lat]
Baca Kelanjutan KTT II Kim-Trump di Pyongyang : https://ift.tt/2sVfIRwBagikan Berita Ini
0 Response to "KTT II Kim-Trump di Pyongyang"
Posting Komentar