Search

Protes Pelecehan Seks Warnai Festival Banteng

INILAHCOM, Pamplona--Festival San Fermin di Spanyol yang termasyur dengan pelepasan banteng liar ke kerumunan para pengunjung, resmi dibuka meski aktivis mendesak penundaan akibat kekerasan seksual terhadap penonton perempuan, demikian BBC, Minggu (8/7/2018)

Lima laki-laki dilaporkan melecehkan seorang perempuan saat festival itu digelar tahun 2016 dan April lalu, ribuan orang berunjuk rasa ketika para pelakunya hanya dijerat pasal yang lebih ringan dibandingkan pemerkosaan.

Sejumlah kelompok feminis mendorong para penonton perempuan mengenakan pakaian dan syal serba hitam pada upacara pembukaan San Fermin--sebagai ganti pakaian tradisional putih dan merah.

Di sisi lain, kelompok pembela hak perempuan malah mendesak festival itu dihentikan sama sekali.

Namun kelompok perempuan di Pamplona, kota penyelenggaraan San Fermin, berpendapat lain dengan meminta masyarakat menghargai pagelaran tradisional tersebut.

Melansir koran berbahasa Spanyol, El Pais, feminis setempat menganggap unjuk rasa di luar Pamplona digelar tanpa kesepakatan, konfirmasi, dan tak memiliki tujuan yang jelas.

Penolakan terhadap festival banteng itu dipicu vonis penjara selama sembilan tahun terhadap lima laki-laki yang melecehkan penonton perempuan muda.

Dikenal sebagai La Manada alias gerombolan serigala, perbuatan lima laki-laki itu mengejutkan masyarakat Spanyol.

Para pelaku baru-baru ini dilepaskan setelah penasehat hukum mereka mengajukan memori banding ke pengadilan. Artinya, mereka dapat kembali berada di antara ratusan ribu orang yang biasa menyaksikan pelepasliaran banteng di Pamplona. [bbc/lat]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Protes Pelecehan Seks Warnai Festival Banteng : https://ift.tt/2m0b3uv

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Protes Pelecehan Seks Warnai Festival Banteng"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.