Search

Sorotan Media tentang Mahathir

INILAHCOM, Kuala Lumpur--Kemenangan gabungan partai oposisi Malaysia, Pakatan Harapan, yang mengantarkan mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad sebagai PM lagi menghiasi halaman media cetak maupun situs berita online.

Dari negara tetangga, Indonesia, halaman utama koran berbahasa Inggris The Jakarta Post edisi Jumat (11/5), misalnya memuat pelantikan Mahathir Mohamad sebagai perdana menteri ketujuh Malaysia.

Pelantikan dilakukan menyusul kemenangan mengejutkan yang diraih kubu oposisi melawan koalisi Barisan Nasional yang sudah memerintah negara itu selama lebih dari enam dekade sejak Malaysia merdeka dari Inggris.

Selain perayaan atas kemenangan, The Jakarta Post juga menyoroti kekhawatiran para pelaku pasar dan ekonom akibat pergantian rezim yang baru pertama kali terjadi di Malaysia. Lebih dari itu, janji-janji kampanye Mahathir antara lain meliputi penghapusan pajak barang dan jasa dan pemberlakuan lagi subdisi bahan bakar dapat mempengaruhi peringkat kredit negara tersebut.

Bursa saham dan pasar keuangan di Malaysia baru akan buka Senin ini (14/5) karena Kamis dan Jumat ini ditetapkan sebagai hari libur nasional sesuai dengan janji Pakatan Harapan jika menang pemilu.

Di ibu kota Inggris, London, The Guardian dalam tajuk rencananya mengatakan bahwa kembalinya seseorang ke panggung politik bukanlah tidak biasa.

"Tetapi kenaikan, kejatuhan dan kebangkitan lagi Mahathir Mohamad, bapak dari Malaysia modern, merupakan cerita yang jarang di mana sosok bersejarah mempunyai kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya." Demikian tulis The Guardian.

The Guardian mencatat sosok Mahathir membukukan diri sebagai pemimpin tertua di dunia pada usia 92 tahun.

Masih menurut koran itu, hasil pencoblosan kali ini merupakan "gempa pemilu", sebab Barisan Nasional yang dimotori UMNO telah memerintah Malaysia sejak kemerdekaannya 61 tahun lalu. Dan, Mahathir sekarang justru memimpin oposisi yang semula dibentuk untuk menentang kekuasaan otokratiknya tersebut.

Dari Thailand, Bangkok Post turun dengan artikel mengenai aksi Mahathir yang berubah menjadi juru selamat setelah sebelumnya berkuasa selama 22 tahun, mulai dari 1981 hingga pensiun tahun 2003.

Namun yang menggelitik adalah lontaran pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana Mahathir mampu kembali ke puncak kekuasaan ketika usianya sudah lanjut. Lantas, bagaimana otaknya masih mampu bekerja secara cepat dan bagaimana pula ia menjaga kesehatannya dan mengikuti berbagai perkembangan dunia untuk memimpin sebuah negara hanya delapan tahun sebelum usianya menginjak 100 tahun?

Media berbahasa Inggris Arab Saudi, Arab News, menyoroti agenda Mahathir Mohamad untuk membebaskan mantan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim --mantan lawan tetapi belakangan bersekutu--dari penjara dan mengupayakan pengampunan penuh dari raja sehingga Anwar Ibrahim dapat terjun lagi ke dunia politik.

Disebutkan Arab News bahwa ujian terbesar bagi komitmen Tun Mahathir Mohamad terhadap koalisi Pakatan Harapan adalah penyerahan kekuasaan kepada Anwar Ibrahim seperti yang sudah dijanjikannya.

Menjalani hukuman dalam kasus sodomi kedua, Anwar Ibrahim dijadwalkan bebas dari penjara bulan depan tetapi dengan naiknya Mahathir Mohamad ke kursi perdana menteri ini, maka ia diperkirakan akan dibebaskan lebih cepat.

Anwar juga pernah dipenjarakan di masa pemerintahan Mahathir Mohamad sebelumnya. Kubu Anwar menilai kasus itu bermuatan politik karena Anwar menunjukkan penentangan kepada atasannya itu.

Wan Azizah Wan Ismail, istri Anwar Ibrahim dan kini menjadi wakil perdana menteri Malaysia, Jumat (11/5) mengunjungi suaminya yang dirawat di Rumah Sakit Cheras Rehabilitation Centre, Kuala Lumpur, karena cedera bahu. Sesudah kunjungan itu, ia mengatakan Anwar Ibrahim mungkin akan dibebaskan dalam tempo dua hingga tiga hari mendatang.

Mahathir sebelumnya mengatakan ia akan menyerahkan kursi perdana menteri kepada Anwar Ibrahim dalam waktu dua tahun. Anwar harus mengikuti pemilihan sela untuk dipilih menjadi anggota parlemen sebelum bisa menjadi perdana menteri.

Di Amerika Serikat, The New York Times menganalogikan kebangkitan Mahathir dengan para pemimpin kuat yang mempertahankan kekuasaan lewat kebijakan populis dengan dibumbui pernyataan-pernyataan yang memecah belah.

Namun media tersebut menggarisbawahi bahwa kembalinya Mahathir ke puncak kekuasaan bukan karena retorika nasionalis yang menyulut emosi rakyat seperti yang sudah terjadi di Hungaria, India dan Filipina.

Akan tetapi, lapor The New York Times, ia memimpin oposisi multietnik yang menggulingkan pemerintahan yang sudah lama menggunakan cara-cara menyulut ketakutan di kalangan mayoritas Melayu untuk mempertahankan kekuasaan. Dan Mahathir sendiri selama puluhan tahun berperan memperkuat sistem jaringan ras dan patron.

Dalam pemilihan umum yang digelar Rabu (9/5), Pakatan Harapan meraih 113 kursi dari total 222 kursi parlemen sehingga melewati ambang batas minimum 112 kursi untuk dapat membentuk pemerintahan baru.

Adapun koalisi Barisan Nasional pimpinan mantan PM Najib Razak meraih 79 kursi, atau lebih sedikit dari perolehan kursi dalam pemilu tahun 2013 sebanyak 133 kursi parlemen nasional. [bbc/lat]

Let's block ads! (Why?)

Baca Kelanjutan Sorotan Media tentang Mahathir : https://ift.tt/2rApKrh

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sorotan Media tentang Mahathir"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.