INILAHCOM, Pyongyang--Seorang pejabat senior Korea Utara (Korut) mencela pernyataan Wakil Presiden AS Mike Pence dan menyebutnya sebagai ucapan 'bodoh dan dungu,' yang membuat rencana pertemuan pemimpin kedua negara jadi semakin tidak pasti lagi.
Pejabat Korut itu, Choe Son-hui mengatakan bahwa Pyongyang tidak akan 'mengemis-ngemis' untuk terjadinya dialog dan memperingatkan akan terjadinya 'sengketa nuklir' apabila diplomasi gagal. Demikian laporan yang dikutip dari BBC, Kamis (24/5).
Dalam beberapa hari terakhir, kedua belah pihak telah mengatakan bahwa pertemuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un yang dijadwalkan pada 12 Juni kemungkinan ditunda, atau bahkan dibatalkan.
Pyongyang bersikeras bahwa mereka tidak akan melucuti senjata nuklir mereka secara sepihak.
Trump hari Selasa (22/5) mengatakan bahwa Korut adalah pihak yang harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu agar KTT itu bisa benar-benar berlangsung.
Choe Son-hui terlibat dalam berbagai interaksi diplomatik dengan pihak AS sejak dekade lalu.
Ia menyebut Pence seorang yang 'pandir secara politik' karena membandingkan Korut yang merupakan negara nuklir, dengan Libya "yang sekadar memasang sejumlah peralatan dan bermain-main dengan peralatan itu."
Sebelumnya, Pence mengatakan bahwa Korut 'bisa berakhir seberti Libya.' Pada tahun 2011, pemimpin Libya Muammar Gadafi terbunuh oleh para pemberontak, delapan tahun setelah mereka menghentikan program nuklir mereka.
Dalam sebuah artikel yang dimuat oleh kantor berita Korut, KCNA, Choe mengatakan bahwa Pence telah mengeluarkan "ucapan yang sembarangan dan kurang ajar."
"Sebagai seseorang yang terlibat dalam urusan AS, saya tidak bisa menahan kekagetan saya terhadap pernyataan bodoh dan dungu itu keluar dari mulut Wakil Presiden AS," katanya.
Choe mengatakan bahwa Pyongyang 'tidak mengemis agar terjadi perundingan' dan memperingatkan: "apakah AS akan bertemu dengan kami di ruang pertemuan atau menghadapi kami dalam sengketa nuklir ke nuklir, sepenuhnya tergantung pada keputusan dan perilaku Amerika Serikat."
Beberapa hari lalu, penasehat keamanan nasional AS John Bolton juga membangkitkan kemarahan Korut dengan mengatakan, denuklirisasi Korut bisa mengikuti 'model Libya'.
Hal ini membuat Wakil Menteri Luar Negeri Korut mengancam membatalkan pertemuan Trump-Kim.
Trump kemudian berusaha meredakan masalah dengan menepiskan kata-kata John Bolton. [bbc/lat]
Baca Kelanjutan Korut Cela Wapres AS: "Bodoh dan Dungu" : https://ift.tt/2ko4ktJBagikan Berita Ini
0 Response to "Korut Cela Wapres AS: "Bodoh dan Dungu""
Posting Komentar