INILAHCOM, New York--Dewan Keamanan (DK) PBB akan mengadakan pertemuan darurat hari Selasa (15/5) waktu New York, atau Rabu (16/5) WIB untuk membahas situasi di Gaza setelah kematian 58 warga Palestina oleh aparat keamanan Israel dalam bentrokan sehari, Senin (14/5).
Jumlah korban yang tewas hari Senin--saat peresmian Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem--merupakan yang terbesar dalam satu hari sejak Perang Gaza tahun 2014 lalu.
Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov dijadwalkan memberikan penjelasan kepada dewan dari Yerusalem.
Menjelang pertemuan, Kuwait menyusun pernyataan yang menyatakan "kemarahan dan kesedihan" atas pembunuhan puluhan orang Palestina oleh pasukan Israel dan menyerukan penyelidikan independen.
Para diplomat PBB mengatakan, Amerika Serikat--sekutu Israel dan salah satu dari lima negara di dewan yang memiliki hak veto--memblokir pernyataan itu.
Banyak sekutu Amerika Serikat, bersama dengan musuh-musuhnya, menyatakan kecaman terhadap keputusan Negara Adidaya ini untuk membuka kedutaan besarnya di Yerusalem, yang dikatakan akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah.
Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, "Kami tidak setuju dengan keputusan Amerika untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel" sebelum perjanjian perdamaian akhir dicapai di Timur Tengah.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengutuk kekerasan di Gaza, di mana tentara Israel menewaskan 58 warga sipil Palestina dalam bentrokan di perbatasan. Macron mengatakan dia telah "berulang kali memperingatkan dampak" keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Macron mengatakan dia berbicara dengan Raja Yordania Abdullah dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas hari Senin dan berencana untuk berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa.
Menteri Luar Negeri Russia Sergei Lavrov mengulangi keberatan negaranya atas langkah Amerika Serikat itu. Ia mengatakan "kami dengan teguh berpendapat tidak tepat untuk mengubah keputusan masyarakat internasional secara sepihak seperti itu."
Banyak pemimpin Arab juga mengutuk pemindahan itu. Arab Saudi mengutuk tembakan pasukan Israel terhadap warga Palestina di Gaza tetapi tidak menyinggung pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat tersebut. [voa/lat]
Baca Kelanjutan DK PBB Bahas Kekerasan di Gaza oleh Israel : https://ift.tt/2rKdVxXBagikan Berita Ini
0 Response to "DK PBB Bahas Kekerasan di Gaza oleh Israel"
Posting Komentar