INILAHCOM, Caracas - Kelompok oposisi Venezuela akan menggelar refendum tak resmi untuk mendengar suara rakyat Venezuela tentang rencana oposisi mengubah konstitusi.
The Global and Mail mengabarkan Senin (3/7/2017), referendum itu rencananya akan digelar tanggal 16 Juli nanti, sebagai bagian untuk mencopot legitimasi Pemerintahan Nicolas Maduro yang tidak populer lagi. "Biarkan rakyat Venezuela memutuskan masa depan bangsa ini," kata Julio Borges, presiden kelompok oposisi presiden Venezuela.
Namun rencana referendum itu tampaknya dibatalkan Pemerintah Maduro. Sebab pekan depan, Parlemen Venezuela pendukung Maduro akan melakukan reformasi konstitusi lebih dahulu untuk mengganti konstitusi lama dengan pasal-pasal baru yang intinya melemahkan pihak oposisi. "Penguasa mencoba melegalkan pemerintahan diktator," kata Henrique Capriles, salah seorang tokoh oposisi, seraya memperingatkan bahwa Venezuela mendekati 'Titik Nol'.
Menurut hasil survei yang dilakukan Datalisis, 7 dari 10 warga Venezuela tidak menghendaki perubahan konstitusi yang dibuat di zaman mendiang Hugo Chavez pada 1999. Belum jelas, apakah data itu akurat atau tidak, namun setidaknya hasil survei tersebut mendukung pemerintahan Maduro yang menyatakan hanya parlemen yang mampu perdamaian di Venezuela. Hal itu diungkapkan Maduro, setelah protes anti-pemerintah sejak April lalu, berlangsung fatal dan mengakibatkan 84 orang tewas.
Pemerintah Maduro dituduh mengancam hendak memecat para pegawai negeri bila mereka tidak mendukung pemerintah Caracas. Menurut rencana semula pemilu legislatif digelar 30 Juli nanti. Namun karena pihak oposisi mengancam menggelar lebih awal, Pemerintah Maduro mengubah jadwal pemilu pekan depan. Sementara pemilihan presiden akan digelar akhir tahun 2018.
Baca Kelanjutan Oposisi Venezuela Gelar Referendum Pekan Depan : http://ift.tt/2sH7UACBagikan Berita Ini
0 Response to "Oposisi Venezuela Gelar Referendum Pekan Depan"
Posting Komentar