Search

Ramalan 2023: China Selamat, AS & Eropa Masuk Zona Merah - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Momentum pelemahan ekonomi akan berlanjut di awal 2023. Baik Eropa dan Amerika Serikat akan terjebak antara kebijakan moneter yang menekan inflasi dan ekonomi.

Tidak hanya dua hal tersebut, ekspansi fiskal yang seharusnya menjadi penopang ekonomi dan bantalan dari efek krisis energi akan terbatas tahun ini.

Hal ini diungkapkan oleh Chief Investment Office Deutsche Bank Christian Nolting dalam catatannya di akhir 2022.

"Kami mengharapkan resesi ringan secara keseluruhan di Zona Euro pada pergantian tahun. Dengan pemulihan yang dimulai pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi untuk setahun penuh 2023 kemungkinan besar akan menjadi 0,3%," ungkap Nolting dalam laporannya.

Dia menilai faktor risiko utama tetaplah energi, ditambah dengan kemungkinan kekurangan gas di musim dingin 2023-2024.

Untuk Zona Euro, dia melihat suku bunga deposito ECB akan meningkat menjadi 3% sepanjang tahun 2023. Sedangkan Jerman, misalnya, telah merencanakan langkah-langkah fiskal yang setara dengan sekitar 7,5% dari produk domestik brutonya. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan ekonominya agar tidak jatuh terpuruk.

Namun, Deutsche Bank memperkirakan Negeri Bavaria akan mengalami stagnasi di 0% pada tahun ini, lebih rendah dari proyeksi mereka untuk Prancis dan keseluruhan Zona Euro sebesar 0,3%.

Sementara itu, Nolting mengungkapkan ekonomi AS kemungkinan akan mengalami soft landing atau perlambatan.

Namun, Nolting melihat perlambatan ekonomi yang nyata sejauh ini tidak akan menghasilkan peningkatan pengangguran yang signifikan karena masih banyak lowongan yang tidak terisi.

Bukti yang berkembang dari tren inflasi yang sedikit menurun di AS diyakini dapat membuat Fed semakin fokus kepada upaya mendorong ekonomi ke depannya. Dia yakin kenaikan suku bunga di AS akan lebih lamban dari tahun lalu.

Bahkan, jika tingkat inflasi terus menurun, Deutshce Bank melihat intervensi Fed yang kuat tidak akan diperlukan.

"Ekonomi AS dapat kembali tumbuh pada paruh kedua tahun 2023, dengan menyelesaikan tahun secara keseluruhan di +0,4%," ungkap Nolting dalam laporan tersebut.

Mengenai China, Nolting yakin China akan bankit lebih kuat pada tahun ini. Dia memperkirakan ekonomi China akan kembali tumbuh 5% pada tahun 2023.

"Kami mengharapkan pertumbuhan sekitar 5% pada tahun 2023 setelah diperkirakan 3,3% tahun ini," katanya.

Deutshce Bank berharap pemulihan ekonomi China yang diharapkan pada tahun 2023 dapat menstabilkan ekonomi negara tetangga dan banyak negara-negara pengekspor komoditas, seperti di Amerika Latin, mengingat China adalah yang dominan konsumen komoditas.

Inflasi Berkepanjangan

Deutshce Bank masih melihat inflasi kembali menjadi topik yang dominan pada tahun ini. Nolting yakin energi masih bisa menjadi pendorong besar inflasi.
Sedikit penurunan harga minyak pada akhir tahun lalu dapat diikuti oleh kenaikan tajam lainnya tahun depan.

Kondisi ini disebabkan oleh faktor sisi permintaan seperti percepatan ekonomi China dan pemangkasan produksi dari negara-negara penghasil minyak. Sementara itu, gas diyakini akan kembali menyumbang inflasi pada akhir tahun 2023, ketika negara-negara empat musim harus mengisi pasokan energinya.

Adapun, harga gas akan cenderung stagnan di tahun ini, tetapi levelnya lebih tinggi dari sebelum perang Rusia dan Ukraina meletus.

"Inflasi akan tetap di atas target yang ditetapkan oleh bank sentral di Eropa dan AS pada tahun 2023," kata Nolting.

Sementara inflasi tampaknya telah mencapai puncaknya di AS, tetapi inflasi Jerman dan Zona Euro baru akan memuncak pada Februari atau Maret 2023.

"Untuk tahun 2023 secara keseluruhan, kami perkirakan inflasi sebesar 7,0% untuk Jerman, 6,0% untuk Zona Euro, dan 4,1% untuk AS," kata Nolting.

Dia menegaskan inflasi tinggi diperkirakan akan bertahan setelah tahun 2023. Kecil kemungkinan inflasi di masa mendatang akan kembali ke level yang relatif rendah seperti sebelum Covid-19 pandemi. Ini artinya, dunia akan melihat tingkat Indeks Harga Konsumen (IHK) yang tinggi untuk waktu yang lama.


[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Eropa Lagi Pening, Dihantam Inflasi & Dihantui Resesi


(haa/haa)

Adblock test (Why?)



"selamat" - Google Berita
January 10, 2023 at 02:15PM
https://ift.tt/FvnKTWS

Ramalan 2023: China Selamat, AS & Eropa Masuk Zona Merah - CNBC Indonesia
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/DQhYoU5
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ramalan 2023: China Selamat, AS & Eropa Masuk Zona Merah - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.