Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup melemah pada perdagangan Rabu (8/3/2023), karena investor kembali khawatir dengan potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari beberapa pertemuan sebelumnya.
Hanya indeks Nikkei 225 Jepang dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini. Indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,48% ke posisi 28.444,199 dan IHSG naik 0,14% menjadi 6.776,37.
Sedangkan sisanya ditutup di zona merah. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup ambruk 2,35% ke 20.051,25, Shanghai Composite China turun tipis 0,06% ke 3.283,25, Straits Times Singapura terkoreksi 0,37% ke 3.226,86, ASX 200 Australia melemah 0,86% ke 7.301,6, dan KOSPI Korea Selatan ambles 1,28% menjadi 2.431,91.
Dari Australia, Gubernur bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA), Philip Lowe dalam pidatonya pada pagi hari ini mengatakan bahwa bank sentral semakin dekat untuk mencapai titik di mana mereka akan menghentikan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
"Dengan kebijakan moneter terkini di wilayah terbatas, kami lebih dekat ke titik di mana akan tepat untuk menghentikan kenaikan suku bunga untuk memberikan lebih banyak waktu untuk menilai keadaan ekonomi," kata Lowe, menurut sebuah transkrip.
"Pada titik mana yang tepat untuk jeda akan ditentukan oleh data dan penilaian kami terhadap prospek," tambah Lowe.
Ekonom senior dari Commonwealth Bank of Australia, Belinda Allen mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pidato tersebut tidak membalikkan pernyataan yang kurang bernada hawkish.
Allen menambahkan bahwa CBA memprediksi RBA perlu menaikkan sekali lagi sebelum berhenti menjadi 3,85%, atau mempertahankan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter April mendatang.
Di lain sisi, pelaku pasar di Asia-Pasifik juga cenderung merespons negatif dari pidato Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell yang mengindikasikan bahwa suku bunga berpotensi dinaikkan lebih besar dari pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Powell dalam pidatonya semalam menyarankan bahwa suku bunga mungkin perlu naik lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama dan hal ini memicu kekhawatiran akan potensi kenaikan yang lebih besar pada pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya.
"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," kata Powell dalam sambutannya kepada Komite Urusan Perbankan, Perumahan dan Perkotaan Senat Selasa pagi waktu setempat.
"Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga," tambah Powell.
Komentar tersebut mengindikasikan bahwa The Fed dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih besar dari kenaikan 25 basis poin (bp) bulan lalu pada pertemuan kebijakan berikutnya yakni pada 21-22 Maret.
Menurut survei Dow Jones, komentar Powell menaikkan pertaruhan untuk laporan pekerjaan Februari yang keluar Jumat mendatang, yang dapat menunjukkan pasar tenaga kerja yang tangguh yang memungkinkan The Fed untuk terus mendaki. Ekonom mengharapkan 225.000 pekerjaan ditambahkan pada Januari 2023.
Alhasil, pasar kini melihat suku bunga The Fed bisa mencapai 5,5% - 5,75% pada Juli nanti, naik 100 bp dari level saat ini dan lebih tinggi ketimbang proyeksi yang diberikan bank sentral Negeri Paman Sam tersebut di kisaran 5% - 5,25%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Kabar Baik Buat IHSG, Wall Street Cerah, Bursa Asia Meroket!
(chd/chd)
"selamat" - Google Berita
March 08, 2023 at 04:48PM
https://ift.tt/xObIjXH
Beruntung IHSG Selamat, Bursa Asia Kebakaran - CNBC Indonesia
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/hXWLy0q
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Beruntung IHSG Selamat, Bursa Asia Kebakaran - CNBC Indonesia"
Posting Komentar