TEMPO.CO, Jakarta - Hampir separuh dari seluruh pasien virus corona yang membutuhkan ventilator di New York untuk membantu sistem pernafasan mereka, meninggal. Sebuah riset mengungkap sekitar 20 persen pasien COVID-19 yang dirawat di Northwell Health meninggal dan 88 persen dari jumlah yang meninggal itu dipasangi ventilator.
Ventilator adalah sebuah alat untuk memasukkan udara ke dalam paru-paru pasien yang tidak dapat bernafas sendiri karena gangguan pneumonia atau sindrom pernafasan akut. Beberapa laporan mengindikasikan pasien yang membutuhkan ventilator jarang ada yang selamat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir saat melihat uji coba alat ventilator milik Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Kamis, 16 April 2020. Erick Thohir berharap wabah COVID-19 ini menjadi titik balik bagi Indonesia untuk menghasilkan produk kesehatan dalam negeri khususnya ventilator guna menunjang fasilitas Rumah Sakit yang ada di Indonesia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Safiya Richardson, dokter dari Institut Feinstein untuk penelitian medis di Northwell Health, mengatakan dia dan teman-temannya berdasarkan rekam medis menemukan pasien COVID-19 yang sudah dalam kondisi parah prospek kesembuhannya semakin sedikit.
Berdasarkan data rekam medik, ada sekitar 5.700 pasien virus corona yang dirawat di Northwell Health dan sebanyak 2.634 data pasien hasil akhirnya diketahui. Data itu mendukung apa yang telah dikatakan para dokter soal virus corona.
Sebagian besar pasien akan langsung terpuruk kondisi kesehatannya ketika terinfeksi virus corona. Separuh dari jumlah itu atau sekitar 57 persen adalah mereka yang mengalami penyakit darah tinggi, 41 persen pasien yang mengalami obesitas dan 34 persen pasien yang punya Riwayat diabetes.
“Pasien yang meninggal, yang punya riwayat diabetes sebagian besar menerima mesin ventilator atau di rawat di ICU, bandingkan dengan mereka yang tidak punya diabetes,” tulis para peneliti, seperti dikutip dari edition.cnn.com.
Para peneliti juga mengkonfirmasi laki-laki lebih cenderung banyak yang meninggal ketimbang perempuan. Sedangkan gejala infeksi virus corona bervariasi. Sekitar sepertiga pasien yang dirawat memperlihatkan gejala demam. Sebanyak 17 persen pasien merasa nafasya terengah-engah dan kurang dari 30 persen pasien membutuhkan tambahan oksigen.
Rata-rata pasien virus corona bisa pulang ke rumah setelah empat hari, namun ada sekitar 14 persen dirawat di ICU dan 3 persen membutuhkan dialisis intensif serta 21 persen berakhir dengan kematian. Para peneliti menyebut karena data akhir hanya tersedia pada sekitar setengah dari pasien, maka tidak menutup kemungkinan lebih banyak dari mereka yang menggunakan ventilator selamat, sesuatu yang akan menurunkan tingkat kematian 88 persen pada kelompok itu.
“Studi jangka panjang mungkin akan menemukan rata-rata angka kematian yang berbeda - sama berbedanya dengan kelompok orang yang terinfeksi,” tulis tim peneliti di Northwell Health
"selamat" - Google Berita
April 25, 2020 at 07:00AM
https://ift.tt/3eQ9r0E
Pasien Virus Corona Pakai Ventilator Sedikit yang Selamat? - Dunia Tempo.co
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/35maaAR
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasien Virus Corona Pakai Ventilator Sedikit yang Selamat? - Dunia Tempo.co"
Posting Komentar