Jakarta, CNBC Indonesia - Hampir sebagian besar pelaku ekonomi khawatir Indonesia akan mengalami resesi seperti Singapura dan Korea Selatan. Kuncinya, ada pada pertumbuhan ekonomi di kuartal II dan III-2020. Jika kedua kuartal negatif atau kontraksi, artinya Indonesia akan senasib dengan kedua negara tersebut.
Bank Indonesia (BI) telah melihat proyeksi perekonomian Indonesia akan mencatatkan pertumbuhan negatif pada kuartal II-2020. DAN kemungkinan besar juga pertumbuhan negatif ini tetap lanjut pada kuartal III-2020.
Jika prediksi BI benar, Indonesia masuk jurang resesi. Ini jadi indikator utama makro ekonomi, jika perekonomian kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut maka dinyatakan resesi.
"Forecast-forecast termasuk BI bahwa kuartal II pertumbuhan ekonomi akan negatif. Pertumbuhan di triwulan III (juga) dari BI kami perkirakan kemungkinan masih negatif," ujar Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung, Kamis (23/7/2020).
BI tentu punya argumentasi soal prediksi tersebut. Pandemi Covid-19 sudah membuat perekonomian dunia tertekan termasuk Indonesia.
Pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang sisi kemanusiaan dan kesehatan tapi juga perekonomian. Dimana, korporasi hingga UMKM ikut terpukul sehingga sektor pendorong perekonomian yakni konsumsi rumah tangga ikut terdampak.
"Kalau kita lihat, kami monitor terus kondisi korporasi dan rumah tangga. Kalau dilihat data-data terakhir, menunjukkan pertumbuhan penjualan korporasi sudah negatif," jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan juga oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu. Ada kemungkinan PDB di kuartal III juga negatif.
Febrio mengatakan pemerintah saat ini sedang bekerja keras agar pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 tidak terkontraksi seperti proyeksi pada kuartal II yang kemungkinan pertumbuhan ekonominya akan minus 2% sampai 4,3%.
"Saat ini kita masih punya peluang tidak masuk resesi. Kalaupun resesi, harapannya tidak terlalu dalam berada 0% atau mungkin sedikit di bawah 0%," jelas Febrio dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/7/2020).
Salah satu kerja keras yang akan dilakukan pemerintah, kata Febrio adalah dengan percepatan penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat, yang ada di dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Misalnya saja, kata Febrio untuk program jaring pengaman sosial, mulai dari program keluarga harapan (PKH), diskon listrik, dan sebagainya. Di mana kata Febrio penyalurannya sudah sesuai dengan yang direncanakan.
"Sudah sangat on track untuk jaring pengaman sosial yang sebesar Rp 203 triliun, dan itu perforamnya [penyerapan] sudah sekitar 45%. Diharapkan ini bisa sustain konsumsi bagi masyarakat yang rentan," tuturnya.
Diluar sana, Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) juga memperkirakan Indonesia masuk ke zona resesi.
"Pandemi yang terjadi di awal 2020 menjadi batu sandungan yang terjal bagi pemulihan ekonomi global," tulis Kajian Tengah Tahun INDEF.
"Hasil kalkulasi INDEF menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia akan tumbuh negatif di triwulan II dan memasuki zona resesi di triwulan III 2020. Pada triwulan II 2020 ekonomi diproyeksi tumbuh negatif di kisaran -3,26 persen (skenario sedang) hingga -3,88 persen (skenario berat)," tulis lembaga riset independen dan otonom yang berdiri pada Agustus 1995 ini.
Perhitungan INDEF dilakukan dengan menggunakan model CGE (Computable General Equilibrium) yang didekati dengan dua skenario implikasi, yaitu skenario sedang dan berat.
Skenario sedang didefinisikan sebagai skenario kebijakan penanganan wabah Covid-19 lebih dari 5 bulan dengan realisasi alokasi stimulus fiskal Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lebih besar dari 30%, dan skenario berat didefinisikan sebagai skenario penanganan wabah Covid-19 terjadi lebih dari 5 bulan dengan realisasi alokasi stimulus fiskal PEN lebih kecil dari 30%.
INDEF melihat, pada triwulan III-2020, ancaman pertumbuhan ekonomi negatif juga masih membayangi perekonomian Indonesia.
"Hal ini terlihat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berpotensi negatif di kisaran -1,3% (skenario sedang) hingga -1,75% (skenario berat). Waspada dan siap siaga memitigasi kemungkinan resesi ekonomi menjadi pilihan kebijakan yang tidak terelakkan," tulis INDEF.
"selamat" - Google Berita
July 25, 2020 at 03:08PM
https://ift.tt/3g4Iere
Hantu Resesi Vs Helikopter Uang, Akankah Ekonomi RI Selamat? - CNBC Indonesia
"selamat" - Google Berita
https://ift.tt/35maaAR
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hantu Resesi Vs Helikopter Uang, Akankah Ekonomi RI Selamat? - CNBC Indonesia"
Posting Komentar