INILAHCOM, Mosul - Pihak berwenang Irak menahan sekitar 1.333 warga asing yang disebut merupakan istri dan anak-anak anggota kelompok militan ISIS, usai pasukan pemerintah membebaskan Kota Mosul.
Perempuan dan anak-anak tersebut berasal dari setidaknya 14 negara dan sebagian besar dari mereka melarikan diri ke Kota Tal Afar ketika pasukan Irak merebut kembali kota tersebut bulan lalu.
Sebagian besar dari mereka berasal dari Rusia, Turki, dan Asia Tengah, namun ada beberapa yang berasal dari negara-negara Eropa. Mereka kini ditahan di sebuah tempat penampungan kawasan selatan Mosul sejak 30 Agustus 2017.
Seorang petugas intelejen Irak mengatakan mereka tengah menjalani proses verifikasi kewarganegaraan dengan negara asal mereka, mengingat banyak yang tidak lagi memiliki paspor.
Sementara pejabat keamanan lain mengaku tengah berupaya menampung anak-anak dan perempuan itu di tempat aman, saat negosiasi dengan kedutaan negara asal untuk keperluan pemulangan berlangsung. Mereka kini belum boleh keluar dari tempat penampungan.
"Saya ingin kembali ke Prancis. Tapi saya tidak tahu bagaimana," kata seorang perempuan keturunan Chechnya yang mengaku tinggal di Paris sebelum berangkat ke Irak.
Dia mengaku tidak tahu apa yang terjadi pada suaminya yang membawanya ke Irak saat bergabung dengan ISIS.
Sebagian besar dari mereka menyerahkan diri kepada kelompok Kurdi pro-pemerintah, Peshmerga, di dekat Kota Tal Afar, bersama dengan suaminya. Kemudian Peshmerga menyerahkan perempuan dan anak-anak itu kepada pasukan Irak, namun tetap menahan para pria dewasa.
Pasukan Irak sendiri sudah membebaskan Tal Afar, sebuah kota yang didominasi etnis Turki, bulan lalu. Sebagian besar dari 200.000 penduduk kota itu sudah melarikan diri setelah dikuasai ISIS.
Norwegian Refugee Council (NRC), yang memberikan bantuan di tempat penampungan, mengatakan bahwa para perempuan dan anak-anak tersebut sejatinya berada dalam 'tahanan de-facto'.
"Seperti halnya mereka yang melarikan diri dari konflik, sangat penting bagi para individu ini mampu mengakses perlindungan, bantuan, dan informasi," demikian pernyataan NRC, seperti dilansir BBC.
"Pemerintah Irak harus segera memperjelas rencana mendatang mengenai para individu ini, sementara pada saat yang sama menjamin hak-hak dasar mereka," lanjut NRC.
Baca Kelanjutan Irak Tahan 1.333 Istri dan Anak-anak Anggota ISIS : http://ini.la/2403823Bagikan Berita Ini
0 Response to "Irak Tahan 1.333 Istri dan Anak-anak Anggota ISIS"
Posting Komentar